Definisi
Asma Karena Pekerjaan adalah suatu penyakit saluran nafas yang ditandai dengan serangan sesak nafas, bengek dan batuk, yang disebabkan oleh berbagai bahan yang ditemui di tempat kerja.
PENYEBABGejala asma terjadi akibat menghirup bahan-bahan (partikel atau uap) yang didapat di lingkungan kerja, sehingga mengiritasi atau menimbulkan reaksi alergi pada saluran nafas dan menyebabkan saluran nafas menyempit.
Banyak bahan di tempat kerja yang bisa menyebabkan saluran nafas menyempit dan terjadi sesak nafas. Asma karena pekerjaan bisa terjadi pada :
- Orang-orang yang sensitif terhadap alergen di udara
- Orang-orang yang terpapar iritan di udara dalam jumlah besar, meskipun mereka tidak memiliki alergi
- Orang-orang yang terpapar bahan-bahan yang terdapat di dalam bangunan yang kedap udara dengan ventilasi yang buruk
Banyak bahan di tempat kerja yang bisa menyebabkan terjadinya asma akibat kerja, antara lain :
- Bahan kimia, misalnya diisocyanate, anhydride, asam-asam yang digunakan untuk membuat cat atau plitur, dan busa matras.
- Enzim-enzim tertentu, yang digunakan untuk detergen
- Logam, terutama platinum, krom, dan nikel sulfat
- Bahan-bahan dari hewan, misalnya protein yang didapat dari bulu hewan, kulit hewan yang terkelupas, air liur dan kotoran hewan.
- Bahan-bahan dari tumbuhan, misalnya jamur dan protein yang ditemukan pada serbuk kayu, kapas, kain lenan, atau tali rami.
- Iritan saluran nafas, misalnya gas klorin, sulfur dioksida, dan asap.
Para pekerja yang memiliki risiko tinggi untuk menderita asma karena pekerjaan adalah;
Gejala
Gejala-gejala asma akibat kerja bisa bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain, tergantung dari zat yang terpapar, berapa lama paparan sebeerapa sering seseorang terpapar, reaksi tubuh masing-masing orang, dan faktor-faktor lainnya.
Gejala yang terjadi pada asma akibat pekerjaan antara lain berupa:
- sesak nafas
- mengi/bengek (wheezing)
- batuk
- merasakan sesak di dada
Terkadang penderita menunjukkan tanda-tanda alergi terhadap bahan tertentu (misalnya debu) di tempat kerja, misalnya bersin-bersin, hidung meler, dan mata berair. Pada beberapa orang, mengi yang terjadi saat malam hari merupakan satu-satunya gejala.
Karakteristik gejala yang muncul bisa berupa :
- Gejala asma mungkin bisa muncul saat jam kerja, tetapi seringkali baru muncul beberapa jam kemudian setelah seseorang selesai bekerja. Pada beberapa orang, gejala baru muncul sampai 24 jam setelah paparan.
- Gejala bisa hilang timbul selama beberapa hari/minggu setelah paparan.
- Pada umumnya, orang-orang yang mendapatkan paparan di siang hari mulai mengalami gejala saat malam hari. Oleh karena itu, seringkali hubungan antara tempat kerja (tempat seseorang mendapatkan paparan) dengan gejala-gejala yang muncul tidak dikenali dengan jelas.
- Gejala seringkali menjadi lebih ringan atau menghilang saat akhir pekan atau saat liburan, dan terjadi lagi saat seseorang kembali bekerja.
- Gejala muncul setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah seseorang terus mendapatkan paparan terhadap bahan-bahan yang memicu terjadinya asma.
- Gejala bisa terus terjadi meskipun paparan dihentikan. Semakin lama seseorang terpapar bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya asma, maka semakin mungkin seseorang mengalami gejala-gejala asma menetap atau yang berlangsung lama.
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada gejala-gejala yang ada dan riwayat paparan terhadap bahan-bahan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya asma. Saat gejala muncul, bisa ditemukan adanya suara nafas yang abnormal (wheezing/mengi) pada pemeriksaan fisik.
Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa :
- Tes kulit (patch test/skin test). Adakalanya, reaksi alergi bisa didetekasi dengan melakukan tes kulit, yaitu dengan memberikan paparan terhadap bahan yang diduga ke kulit seseorang.
- Inhalation challange test. Pada pemeriksaan ini, bahan yang dicurigai menyebabkan asma dipaparakan dan dihirup oleh penderita. Selanjutnya, fungsi paru diperiksa.
- Pemeriksaan darah, untuk melihat adanya antibodi terhadap bahan penyebabnya
- Pemeriksaan hitung darah lengkap
- Tes fungsi paru, misalnya dengan spirometri atau peak flow meter
- Rontgen dada, untuk membantu menyingkirkan adanya penyakit paru lain yang bisa menimbulkan gejala-gejala yang seupa.
Pengobatan
Pengobatan yang diberikan untuk asma akibat pekerjaan sama seperti asma jenis lainnya, antara lain dengan bronkodilator (obat melebarkan saluran nafas), terutama dalam bentuk obat hirup (misalnya Albuterol), dan obat-obat untuk mengurangi peradangan dalam bentuk yang dihirup (misalnya Triamcinolone) atau diminum. Untuk serangan yang berat, bisa diberikan kortikosteroid yang diminum (misalnya Prednison) untuk jangka pendek. Untuk penanganan jangka panjang, lebih baik diberikan kortikosteroid dalam bentuk hirup (misalnya Budesonide, Fluticasone, Mometasone, dan Triamcinolone).
Industri yang menggunakan zat-zat yang dapat menyebabkan asma harus memiliki alat untuk mengukur dan mengendalikan debu dan asap yang dihasilkan, karena terkadang sulit untuk menghilangkan debu dan asap sama sekali.
Orang-orang yang mengalami asma akibat pekerjaan sebaiknya mengganti pekerjaannya jika mungkin, karena paparan terus menerus akan menjadikan asma bertambah berat dan bersifat menetap.
Jika alergen/penyebabnya telah diketahui, untuk mencegah terjadinya gejala, sebaiknya penderita menghindari alergen tersebut.
Referensi
- B, Paula J. Occupational Asthma. Medline Plus. 2013.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000110.htm
- Mayo Clinic. Occupational Asthma. 2011.
http://www.mayoclinic.com/health/occupational-asthma/DS00591
- N, Lee S. Occupational Asthma. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
http://www.merckmanuals.com/home/lung_and_airway_disorders/environmental_lung_diseases/
0 comments:
Post a Comment