Definisi
Artritis Infeksiosa, atau disebut juga sebagai septic arthritis, adalah infeksi pada jaringan dan cairan sendi (cairan sinovial, cairan rongga sendi) yang biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi bisa juga oleh virus atau jamur.
Terdapat 2 jenis artritis infeksiosa, yaitu :
- Artritis Infekstiosa Akut
Artritis infeksiosa akut umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus. Artritis infeksiosa jenis ini dimulai dengan cepat. Tulang rawan sendi, yang penting untuk fungsi normal sendi, bisa mengalami kerusakan dalam waktu beberapa jam atau hari.
Artritis terkadang terjadi pada orang-orang yang memiliki infeksi pada organ tubuh selain tulang dan sendi, misalnya infeksi pada organ genitalia atau saluran cerna. Artritis jenis ini merupakan suatu reaksi terhadap infeksi, yang disebut sebagai artritis reaktif. Pada artritis jenis ini, sendi mengalami peradangan, tetapi sebenarnya tidak terinfeksi.
- Artritis Infeksiosa Kronis
Artritis infeksiosa kronis biasanya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, jamur, atau bakteri lainnya, dan hanya meliputi sekitar 5% dari artritis infeksiosa. Artritis jenis ini dimulai secara bertahap dalam waktu beberapa minggu. Sendi yang paling sering terinfeksi adalah sendi lutut, bahu, pergelangan tangan, pinggul, siku, dan jari-jari.
Sebagian besar infeksi hanya mengenai satu sendi, atau adakalanya beberapa sendi. Misalnya, bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme paling sering menyebabkan infeksi pada sendi lutut. Bakteri gonokokus dan virus bisa menginfeksi beberapa sendi pada saat bersamaan.
PENYEBABArtritis infeksiosa biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi bisa juga oleh virus atau jamur. Bakteri Staphylococcus aureus adalah penyebab terjadinya artritis infeksiosa yang paling sering. Bakteri ini biasanya juga ditemukan pada kulit yang sehat.
Artritis infeksiosa bisa terjadi dari :
- Penyebaran infeksi dari tempat lain di tubuh, misalnya dari infeksi saluran nafas bagian atas atau infeksi saluran kencing yang menyebar melalui aliran darah ke sendi.
- Infeksi yang langsung masuk ke dalam sendi melalui luka tusuk, suntikan, atau pembedahan pada sendi atau di dekat sendi.
Ada berbagai faktor risiko terjadinya artritis infeksiosa, antara lain :
- Riwayat infeksi sendi sebelumnya
- Menggunakan obat suntik
- Memiliki kelainan sendi akibat artritis (misalnya reumatoid artritis, osteoartritis, atau artritis akibat cedera)
- Mengalami infeksi yang menyebar ke aliran darah. Misalnya, orang tua dengan pneumonia dan sepsis (infeksi pada aliran darah) yang terjatuh dan mengalami cedera pada pergelangan tangan. Perdarahan yang terjadi pada pergelangan tangan yang cedera bisa menyebabkan terjadinya artritis infeksiosa.
- Memiliki penyakit kronis, misalnya diabetes, lupus, gangguan paru kronis, atau gangguan hati kronis
- Usia tua
- Peminum alkohol
- Perilaku yang berisiko tinggi untuk terkena penyakit menular seksual, misalnya orang-orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada orang-orang yang terinfeksi HIV (Human Immunideficiency Virus) atau menggunakan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Memiliki sendi buatan
Artritis infeksiosa akut bisa terjadi pada anak-anak yang tidak memiliki faktor risiko. Sekitar 50% anak dengan infeksi sendi berusia kurang dari 3 tahun. Safilokokus, Streptokokus, Hemophilus influenza, dan bakteri gram negatif merupakan organisme yang paling sering menyebabkan infeksi pada bayi dan anak-anak.
Gonokokus, Stafilokokus, dan Streptokokus merupakan organisme yang paling sering terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Virus, misalnya HIV, parvovirus, dan virus-virus yang menyebabkan campak Jerman, gondongan, dan hepatitis B, bisa menginfeksi sendi pada berbagai usia.
Gejala
Gejala-gejala artritis infeksiosa akut biasanya muncul dalam waktu beberapa jam atau hari, antara lain berupa :
- Nyeri sendi, terutama saat disentuh atau digerakkan
- Sendi terkadang berwarna kemerahan dan terasa hangat
- Pembengkakan sendi akibat akumulasi cairan pada sendi yang terinfeksi
- Bisa ditemukan adanya demam dan menggigil
Artritis yang disebabkan oleh gonokokus biasanya menimbulkan gejala-gejala yang lebih ringan. Penderita bisa mengalami lepuhan, ruam, atau luka pada mulut atau genitalia. Nyeri bisa berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya, sebelum sendi membengkak dan terasa nyeri. Peradangan juga bisa terjadi pada tendon.
Bayi dan anak-anak yang masih kecil yang belum bisa berbicara cenderung tidak menggerakkan sendi yang terinfeksi. Mereka biasanya akan menjadi rewel, menolak untuk makan, dan bisa mengalami demam. Anak-anak dengan infeksi pada lutut atau pinggul mungkin akan menjadi tidak mau berjalan.
Gejala-gejala artritis infeksiosa kronis biasanya muncul secara bertahap, yaitu berupa :
- Pembengkakan, sedikit rasa hangat, dan sedikit atau tidak terdapat kemerahan pada sendi yang terkena
- Rasa nyeri pada sendi mungkin bersifat ringan dan tidak seberat artritis infeksiosa akut
- Biasanya hanya mengenai satu sendi
Penderita mungkin memiliki gejala-gejala lainnya tergantung dari penyebab infeksi, misalnya gejala-gejala penyakit Lyme, atau pembesaran kelenjar getah bening jika disebabkan oleh luka bekas gigitan yang terinfeksi.
Infeksi yang berlangsung lama dan tidak menghilang setelah pemberian antibiotika mungkin disebabkan oleh mycobacteria atau jamur. Mycobacteria dan jamur biasanya menimbulkan gejala yang tidak terlalu berat. Sebagian besar infeksi bakteri, jamur dan mycobacteria, hanya mengenai satu sendi atau kadang-kadang mengenai beberapa sendi. Bakteri gonokokus dan virus bisa menyerang beberapa sendi pada saat yang sama.
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada gejala-gejala yang ada. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk memastikan diagnosa, antara lain :
- Pemeriksaan cairan sendi. Biasanya, perlu dilakukan pengambilan cairan sendi dengan jarum (aspirasi sendi atau arthrocentesis) untuk memeriksa jumlah sel darah putih, serta melihat adanya bakteri dan organisme lainnya. Namun, bakteri yang menyebabkan gonorrhea, penyakit Lyme dan sifilis biasanya sulit ditemukan pada cairan sendi. Pemeriksaan kultur bakteri bisa dilakukan untuk menumbuhkan bakteri dan menentukan antibiotik yang efektif untuk digunakan.
- Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan karena bakteri dari infeksi sendi seringkali ditemukan di dalam darah.
- Pemeriksaan dahak, air kemih, dan cairan serebrospinal juga bisa diperiksa untuk melihat adanya bakteri. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan sumber infeksi.
- Pemeriksaan contoh jaringan atau apusan tenggorokan dan leher rahim bisa dilakukan untuk melihat apakah terdapat infeksi gonokokus.
- Pemeriksaan foto sinar-X dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melihat gambaran sendi yang terinfeksi
- Ultrasonografi untuk melihat adanya akumulasi cairan atau nanah pada sendi
Pengobatan
Penanganan artritis infeksiosa antara lain berupa :
- Pemberian antibiotik. Antibiotik penting untuk diberikan sesegera mungkin setelah diduga terjadi infeksi, meskipun pemeriksaan laboratorium belum dapat menentukan organisme penyebabnya. Antibiotik kemudian disesuaikan kembali setelah organisme penyebabnya diketahui. Antibiotik awalnya diberikan melalui suntikan, kemudian dilanjutkan secara per oral (diminum).
- Membersihkan sendi, sangat penting untuk mengeluarkan nanah yang terdapat pada sendi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara :
- Aspirasi dengan jarum
- Arthroscopy
- Pembedahan
- Pembidaian. Sendi yang terinfeksi sebaiknya dijaga agar tidak bergerak selama beberapa hari untuk membantu menghilangkan nyeri.
- Terapi fisik, diperlukan untuk memperkuat otot, serta mencegah kekakuan dan hilangnya fungsi yang menetap
- Obat anti-peradangan non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, bisa membantu mengatasi nyeri, peradangan, dan demam.
Infeksi yang disebabkan oleh jamur diatasi dengna obat-obat anti-jamur. Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacteria diobati dengan kombinasi antibiotik. Infeksi yang disebabkan oleh virus biasanya akan membaik tanpa pemberian antibiotik.
Referensi
- Mayo Clinic. Septic Arthritis. 2013.
http://www.mayoclinic.com/health/bone-and-joint-infections/DS00545
- S, Steven. Infectious Arthritis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/bone_joint_and_muscle_disorders/
bone_and_joint_infections/infectious_arthritis.html
Impotensi / Disfungsi ereksi atau dikenal juga dengan lemah syahwat merupakan kondisi dimana seorang pria tidak mampu ereksi (penis tegang/keras).
ReplyDeleteKondisi ini juga bisa diartikan ketidakmampuan seorang pria mempertahankan ereksinya ketika melakukan hubungan seksual. Dengan kata lain, Penis atau alat vital pria kurang keras atau lembek.
Kondisi ini sebenarnya sangat berbahaya bagi kehidupan seksual sebuah pasangan. Namun kebanyakan pria malu untuk mengakui dan mengkonsultasikan masalah ini. Padahal dengan berkonsultasi, komunikasi dengan pasangan dan pengobatan yang tepat akan membuat lebh mudah menyembuhkan kondisi ini.
Andrologi | bagaimana mengatasi kulup panjang
Apakah sunat sakit | Metode sunat modesn terkini
hubungi Dokter | Chatting gratis