Kehamilan Ektopik

Kehamilan Ektopik


Definisi


Kehamilan Ektopik (Kehamilan Diluar Kandungan) adalah suatu kehamilan dimana janin berkembang diluar rahim, yaitu di dalam tuba fallopi (saluran telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim), rongga panggul maupun rongga perut.

PENYEBAB

Dalam keadaan normal, sebuah sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium (indung telur) dan masuk ke dalam tuba fallopi. Di dalam tuba, dengan dorongan dari rambut getar yang melapisi tuba, sel telur akan mencapai rahim dalam waktu beberapa hari. Biasanya sel telur dibuahi di dalam tuba fallopi dan tertanam di dalam rahim. Jika tuba tersumbat (misalnya karena infeksi), maka sel telur akan bergerak secara lambat atau tertahan. Sel telur yang telah dibuahi tidak pernah sampai ke rahim dan terjadilah kehamilan ektopik.

Resiko terjadinya kehamilan ektopik meningkat pada:

- Kelainan tuba fallopi 
- Sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik 
- Pemakaian DES (dietilstilbestrol
- Kegagalan ligasi tuba (prosedur; sterilisasi, dimana dilakukan pengikatan atau pemotongan tuba)




Gejala


Kehamilan ektopik biasanya terjadi pada salah satu tuba fallopi (kehamilan tuba). Kehamilan ektopik bisa berakibat fatal dan harus segera diatasi. Gejala dari kehamilan ektopik adalah spotting dan kram. Gejala ini timbul karena ketika janin mati, lapisan rahim dilepaskan seperti yang terjadi pada menstruasi yang normal.

Jika janin mati pada stadium awal, maka tidak terjadi kerusakan tuba falopii. Jika janin terus tumbuh, bisa menyebabkan robekan pada dinding tuba sehingga terjadi perdarahan. Jika perdarahan terjadi secara bertahap, bisa menimbulkan nyeri dan kadang menimbulkan penekanan pada perut bagian bawah akibat penimbunan darah.
Biasanya setelah sekitar 6-8 minggu, penderita tiba-tiba merasakan nyeri yang hebat di perut bagian bawah dan dapat pingsan. Gejala ini biasanya menunjukkan bahwa tuba telah robek dan menyebabkan perdarahan hebat ke dalam perut.

Kadang kehamilan ektopik sebagian terjadi di dalam tubah dan sebagian di dalam rahim. Keadaan ini menyebabkan kram dan spotting. Janin memiliki ruang untuk tumbuh, sehingga kehamilan ektopik biasanya baru pecah di kemudian hari, biasanya pada minggu ke 12-16.



Diagnosa


Jika hasil pemeriksaan darah dan air kemih menunjukkan positif hamil tetapi rahim tidak membesar, maka diduga telah terjadi kehamilan ektopik. Pada USG rahim tampak kosong dan di dalam rongga panggul atau rongga perut terlihat adanya darah. Laparoskopi digunakan untuk melihat kehamilan ektopik secara langsung. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan kuldosintesis, yaitu pengambilan contoh darah yang tertimbun akibat kehamilan ektopik melalui sebuah jarum yang dimasukkan lewat dinding vagina ke dalam rongga panggul. Berbeda dengan darah vena atau arteri, darah ini tidak membeku.



Pengobatan


Biasanya harus dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan kehamilan ektopik. Pada kehamilan tuba, biasanya dibuat sayatan ke dalam tuba dan janin serta plasenta diangkat. Tuba dibiarkan terbuka agar penyembuhan terjadi tanpa pembentukan jaringan parut karena jaringan parut bisa menyebabkan penderita sulit untuk hamil lagi. Prosedur ini kadang dilakukan melalui suatu laparoskopi. Jika terjadi kerusakan berat pada tuba dan tidak dapat diperbaiki, maka tuba harus diangkat.



Referensi


- F, Edmund F. Ectopic Pregnancy. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.

http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_pregnancy/

ectopic_pregnancy.html

Kehamilan Ektopik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment