Infeksi Cacing Pita Babi

Infeksi Cacing Pita Babi


Definisi


Infeksi Cacing Pita Babi adalah infeksi usus yang disebabkan oleh cacing pita dewasa Taenia solium. Infeksi cacing pita Taenia solium dapat menyebabkan terjadinya sistiserkosis, yang disebabkan oleh larva Taenia solium.

Infeksi cacing pita akibat Taenia solium lebih sering terjadi pada masyarakat yang tertinggal, dimana mereka hidup dengan sanitasi buruk dan di daerah dimana penduduknya memakan daging babi mentah atu tidak matang. Infeksi ini banyak ditemukan di Amerika Latin, Eropa Timur, sub-Sahara Afrika, India, dan Asia. Di Amerika, infeksi ini biasanya terjadi diantara kaum pendatang dan para pelancong dari daerah beresiko tinggi.

PENYEBAB

Penyebabnya adalah cacing pita Taenia solium. Cacing pita dewasa hidup di dalam usus manusia dan bisa tumbuh sampai sekitar 2-3 m. Bagian cacing yang mengandung telur (proglotid) akan dikeluarkan bersama tinja. Jika kotoran manusia tidak dibuang dengan baik dan berada di lingkungan terbuka, maka telur parasit dapat termakan oleh host perantara, yaitu babi. Manusia juga dapat berperan sebagai host perantara, yaitu jika menelan telur cacing dari makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran manusia, atau jika proglotid berbalik dari usus ke lambung.

Pada host perantara, telur akan menetas menjadi larva yang akan menginvasi dinding usus. Larva kemudian masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke otak, otot skelet, jaringan di bawah kulit atau organ tubuh lainnya. Di sini larva akan berubah menjadi kista (sistiserkus). Pada manusia bentuk ini disebut sistiserkosis.

Sumber : http://www.aafp.org




Gejala


Meskipun infeksi cacing pita di usus biasanya tidak menimbulkan gejala, beberapa orang dapat mengalami rasa tidak enak pada perut bagian atas, diare, dan hilang nafsu makan. Adakalanya, orang yang terinfeksi cacing pita dapat merasakan adanya bagian cacing yang keluar dari anus atau terlihat adanya bagian cacing yang seperti pita pada tinja.

Kista pada otak dan jaringan yang melapisi otak (meninges) pada orang dengan sistiserkosis dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, bingung, atau gejala neurologis lainnya. Pada kasus tertentu, kista bisa terdapat pada mata, yang kadang menyebabkan kebutaan, atau pada medula spinalis, yang kadang menyebabkan kelemahan pada otot atau kelumpuhan.



Diagnosa


Diagnosa infeksi cacing pita usus bisa ditegakkan dengan menemukan bagian cacing atau telur cacing pada contoh tinja. Pada orang dengan sistiserkosis, kista pada otak atau jaringan tubuh lainnya dapat dilihat dengan pemeriksaan CT scan atau MRI. Pemeriksaan darah untuk menemukan antibodi terhadap cacing pita babi juga dapat membantu.



Pengobatan


Orang yang terinfeksi cacing pita dapat diobati dengan niklosamid atau praziquantel per-oral (melalui mulut). Sistiserkosis biasanya tidak ditangani kecuali mengenai otak. Jika orang yang terinfeksi mengalami gejala, maka dapat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) untuk mengurangi peradangan.

Obat anti-parasit dan kortikosteroid diberikan berdasarkan berbagai faktor, misalnya gejala-gejala yang ada, serta jumlah dan lokasi kista pada otak. Obat-obat ini tidak digunakan untuk mengatasi kista pada mata atau medula spinalis karena bisa memicu reaksi peradangan hebat yang dapat merusak jaringan di dekatnya.

PENCEGAHAN

Infeksi cacing pita dapat dicegah dengan memasak daging sampai matang pada suhu lebih dari 63oC untuk daging utuh dan lebih dari 71oC untuk daging cincang. Membekukan daging untuk waktu lama juga dapat membunuh kista parasit. Pengasapan dan pengeringan daging tidak dapat membunuh kista parasit. 

Penanganan yang baik terhadap kotoran manusia dapat memutus rantai hidup parasit dan membantu mencegah terjadinya sistiserkosis.



Referensi


- P, Richard D. Tapeworm Infection. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.

http://www.merckmanuals.com/home/infections/parasitic_infections/tapeworm_infection.html

- Centers for Disease Control and Prevention. Taeniasis. Atlanta. 2013.

http://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/

Infeksi Cacing Pita Babi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment