Definisi
Leishmaniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Leishmania dan disebarkan melalui gigitan lalat pasir.
Penyakit ini ditemukan di daerah-daerah tropis, sub-tropis, dan Eropa Selatan. Penyakit ini memiliki berbagai bentuk pada manusia. Bentuk yang paling sering adalah :
- leishmaniasis kutaneus, yang menyebabkan luka pada kulit. Bentuk ini terjadi di Eropa Selatan, Asia, Afrika, Meksiko, dan Amerika Tengah dan Selatan.
- leishmaniasis visceral (kala-azar), yang mengenai organ-organ dalam, seperti limpa, hati, dan sumsum tulang. Bentuk ini biasanya terjadi di India, Afrika (terutama Sudan), Asia Tengah, daerah di sekitar Mediteranean, Amerika Tengah dan Selatan, dan adakalanya di Cina.
Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama orang dengan AIDS, lebih rentan untuk terkena leishmaniasis.
PENYEBABPenyebab Leishmaniasis adalah protozoa Leishmania. Penyakit ini disebarkan oleh lalat pasir yang terinfeksi, yaitu dengan menggigit manusia atau hewan, misalnya anjing atau hewan pengerat. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar melalui transfusi darah, jarum suntik yang sebelumnya dipakai oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke bayinya saat dilahirkan, atau melalui hubungan seksual.
Gejala
Terdapat beberapa bentuk leishmaniasis pada manusia. Beberapa orang bisa mengalami infeksi yang tenang, tanpa adanya tanda atau gejala apapun. Tetapi, infeksi ini dapat juga menyebabkan :
- Leishmaniasis kutaneus. Bentuk ini adalah yang paling sering terjadi, dimana terbentuk lesi pada kulit yang terbentuk dalam waktu beberapa minggu sampai bulan setelah gigitan lalat pasir. Dengan berjalannya waktu, lesi kulit dapat mengalami perubahan ukuran dan bentuk. Awalnya, lesi kulit dapat berupa benjolan kecil (papul) atau lebih besar (nodul) dan bisa berakhir sebagai luka terbuka (ulkus, dengan tepi yang lebih tinggi dari bagian tengahnya). Ulkus dapat tertutup oleh krusta dan biasanya tidak nyeri. Beberapa orang dapat mengalami pembesaran kelenjar getah bening di dekat luka. Luka pada kulit biasanya dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa bulan, tetapi dapat juga menetap selama bertahun-tahun. Luka ini sembuh dengan meninggalkan jaringan parut yang dapat menetap.
Sumber : http://www.cdc.gov
- Leishmaniasis visceral (kala-azar), yang mengenai berbagai organ tubuh bagian dalam (biasanya limpa, hati, dan sumsum tulang) dan dapat berakibat fatal. Biasanya, gejala-gejala pada leishmaniasis visceral bersifat ringan dan bisa tidak disadari. Penyakit bekembang pada sebagian orang yang terkena dalam waktu beberapa minggu atau bulan (terkadang beberapa tahun) setelah gigitan lalat pasir. Orang yang terkena biasanya mengalami demam, penurunan berat badan, muntah, diare, kelelahan, pembesaran limpa dan hati, serta penurunan jumlah sel-sel darah (menyebabkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia). Tanpa terapi sekitar 80-90% penderita yang bergejala akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian.
Sumber : http://www.cdc.gov
- Leishmaniasis mukosa. Bentuk ini jarang terjadi dan dapat merupakan akibat dari leishmaniasis kutaneus. Parasit tertentu dapat menyebar dari kulit dan menyebabkan luka pada membran mukosa hidung (paling sering), mulut, atau tenggorokan. Tanda awal dapat berupa hidung tersumbat atau perdarahan pada hidung (mimisan). Luka ini dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah yang berat. Adakalanya luka terjadi pada kulit di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan yang mirip dengan lepra (kusta).
Sumber : http://www.stanford.edu
Diagnosa
Diagnosa leishmaniasis dapat dipastikan dengan memeriksa contoh jaringan yang terinfeksi, yaitu dengan menemukan parasit penyebabnya. Selain itu, pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi terhadap parasit juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi leishmaniasis visceral pada orang-orang yang bergejala.
Pengobatan
Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi tergantung dari spesies penyebabnya dan juga lokasi geografis penyakit.
Obat pilihan untuk leishmaniasis visceral pada negara maju adalah liposomal amphotericin B secara intravena (melalui pembuluh darah). Di Amerika Latin dan Afrika, seringkali digunakan obat-obat yang mengandung antimon (misalnya natrium stiboglukonat). Obat ini dapat menyebabkan mual, muntah, kelelahan, dan gangguan jantung. Jika protozoa resisten terhadap obat yang mengandung antimon (biasanya di India), maka dapat digunakan miltefosine.
Pengobatan untuk leishmaniasis kutaneus tergantung dari keparahan penyakit dan kemungkinan penyebaran ke membran mukosa. Obat yang mengandung antimon seringkali digunakan, terutama jika mungkin terjadi penyebaran ke membran mukosa. Obat lain yang dapat digunakan antara lain fluconazole atau itraconazole per oral (melalui mulut) dan salep paromomycin. Operasi rekonstruktif dapat dilakukan jika terjadi perubahan bentuk hidung atau wajah.
Pencegahan dimulai dengan cara mengobati orang yang terinfeksi dan berusaha untuk mencegah gigitan lalat pasir. Orang-orang yang diobati lebih jarang mengalami infeksi ulang Leishmania spesies yang sama.
Selain itu untuk mencegah kontak dengan vektor penyakit (lalat pasir), dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
- Gunakan penolak serangga (repellent) yang mengandung DEET (diethyltoluamide) pada kulit
- Gunakan insektisida (misalnya permethrin) pada kasa serangga, kelambu, dan pakaian
- Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki, untuk meminimalkan bagian kulit yang terpapar
Referensi
- P, Richard D. Leishmaniasis. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
http://www.merckmanuals.com/home/infections/parasitic_infections/leishmaniasis.html
- Centers for Disease Control and Prevention. Leishmaniasis. Atlanta. 2013.
http://www.cdc.gov/parasites/leishmaniasis/prevent.html
0 comments:
Post a Comment