Definisi
Pertusis (Batuk Rejan, Whooping Cough) adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam bernada tinggi (melengking).
Pertusis bisa terjadi pada usia berapapun, terutama pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan yang belum cukup terlindungi dengan imunisasi dan anak-anak usia 11-18 tahun dimana kekebalan tubuh terhadap pertusis mulai menghilang.
Serangan pertusis yang pertama tidak selalu memberikan kekebalan penuh. Anak bisa mengalami serangan pertusis kedua, tetapi biasanya bersifat ringan dan tidak selalu dikenali sebagai pertusis.
PENYEBABPenyebabnya adalah bakteri Bordetella pertussis.
Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah penderita.
Gejala
Gejala timbul dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi.
Bakteri menginfeksi lapisan tenggorokan, trakea dan saluran nafas lainnya sehingga terbentuk lendir yang semakin banyak. Pada awalnya lendir yang terbentuk encer, tetapi kemudian menjadi kental dan lengket.
Infeksi berlangsung sekitar 6-10 minggu dan berkembang melalui 3 tahapan:
- Tahap kataral (mulai terjadi secara bertahap dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi). Gejalanya menyerupai flu ringan:
- Bersin-bersin
- Mata berair
- Nafsu makan berkurang
- Lesu
- Batuk (pada awalnya hanya timbul di malam hari kemudian terjadi sepanjang hari)
- Tahap paroksismal (terjadi dalam waktu 10-14 hari setelah gejala awal). Gejala-gejala yang muncul berupa :
- Batuk-batuk hebat yang tiba-tiba akibat kesulitan mengeluarkan lendir yang tebal dari saluran nafas
- Batuk-batuk hebat diikuti dengan usaha menghirup nafas dalam dengan nada tinggi (whoop)
- Batuk seringkali mengeluarkan banyak lendir yang kental (biasanya tertelan oleh bayi dan anak) atau terlihat sebagai gelembung-gelembung udara besar dari hidung.
- Anak seringkali menjadi sianosis (kebiruan) akibat tersedak atau mengalami henti nafas (apnea)
- Muntah dan kelelahan
- Serangan batuk sering terjadi saat malam hari
- Serangan batuk bisa diakhiri oleh penurunan kesadaran yang bersifat sementara.
- Tahap konvalesen (mulai terjadi dalam waktu 4-6 minggu setelah gejala awal)
Batuk semakin berkurang, muntah juga berkurang, anak tampak lebih baik.
Kadang batuk masih terjadi selama berbulan-bulan, biasanya akibat iritasi saluran pernafasan.
Diagnosa
Dugaan adanya pertusis didasarkan dari karakteristik batuk yang khas (whooping) atau gejala-gejala lainnya.
Diagnosis dipastikan dengan cara membiakkan (kultur) contoh lendir hidung atau tenggorokan. Kultur bakteri seringkali negatif setelah beberapa minggu sakit. Pemeriksaan lain yang dapat membantu :
- Pemeriksaan darah lengkap (terjadi peningkatan jumlah sel darah putih yang ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit)
- Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertussis
- PCR
Pengobatan
Penderita yang sakit berat biasanya dirawat di rumah sakit karena bisa mengalami kesulitan bernafas yang hebat sehingga membutuhkan alat bantu nafas. Mereka ditempatkan di ruang isolasi untuk mencegah penularan ke orang lain, hingga antibiotik telah diberikan selama 5 hari. Anak-anak yang lebih tua dengan penyakit yang ringan bisa dirawat di rumah dan diberikan antibiotika.
Antibiotik yang biasanya digunakan untuk menghilangkan bakteri penyebab pertusis antara lain erythromycin, clarithromycin, atau azithromycin. Antibiotik juga digunakan untuk mengobati infeksi lain yang menyertai pertusis, misalnya pneumonia dan infeksi telinga.
Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka perlu diberikan cairan melalui infus. Makanan sebaiknya diberikan dalam porsi kecil tetapi sering.
PROGNOSIS
Sebagian besar pendrita mengalami pemulihan total, meskipun berlangsung lambat. Sekitar 1-2% anak yang berusia dibawah 1 tahun meninggal. Kematian biasanya terjadi karena berkurangnya oksigen ke otak (ensefalopati anoksia) dan bronkopneumonia.
PENCEGAHANVaksin pertusis merupakan bagian dari imunisasi pada masa kanak-kanak (biasanya dalam bentuk vaksin DPT). Anak-anak yang terpapar pertusi perlu diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan (misalnya clarithromycin atau azithromycin).
Referensi
- W, Geoffrey A. Pertussis. Merck Manual Home Health Handbook. 2006.
http://www.merckmanuals.com/home/childrens_health_issues/bacterial_infections_
in_infants_and_children/pertussis.html
- Centers for Disese Control and Prevention. Pertussis (Whooping Cough). Atlanta. 2012.
http://www.cdc.gov/pertussis/about/index.html
- D, Yamini. B, Eleana P. Whooping Cough (Pertussis). Kids Health. 2012.
http://kidshealth.org/parent/infections/bacterial_viral/whooping_cough.html#
0 comments:
Post a Comment