Perkembangan Emosi dan Perilaku Anak

Perkembangan Emosi dan Perilaku Anak


Definisi


Emosi dan perilaku seorang anak tergantung dari tahapan perkembangan dan temperamen anak. Setiap anak memiliki temperamen atau mood masing-masing.

Beberapa anak mungkin miliki sifat ceria dan mudah beradaptasi. Mereka bisa melakukan kegiatan yang rutin sehari-hari, seperti tidur, berjalan, makan, dan aktivitas lainnya. Anak-anak ini cenderung merespon situasi baru secara positif. Ada juga anak-anak yang tidak mudah beradaptasi dan memiliki ketidakteraturan dalam aktivitas sehari-hari. Anak-anak ini cenderung merespon situasi baru secara negatif. Selain itu, ada juga anak-anak yang berada diantara kedua spektrum ini.

Bayi

Menangis merupakan suatu cara komunikasi yang dilakukan oleh bayi. Bayi menangis karena mereka merasa lapar, tidak nyaman, dan banyak alasan lainnya yang mungkin tidak jelas.

Bayi awalnya banyak menangis, pada usia sekitar 6 minggu bayi bisa menangis 3 jam sehari, tetapi biasanya tangisan bayi semakin berkurang. Pada usia 3 bulan, biasanya bayi menangis 1 jam sehari.

Jika bayi menangis, orang tua biasanya akan memberikan anak makan, mengganti popoknya, dan mencari akan adanya sumber nyeri atau rasa tidak nyaman pada bayi. Jika semua ini tidak berhasil, maka orang tua jangan memaksa bayi-bayi yang menangis untuk makan. Mereka akan mau makan jika penyebab tangisannya adalah rasa lapar.

Pada usia sekitar 9 bulan, bayi normalnya merasa lebih cemas jika berpisah dengan orang tuanya. Perpisahan dengan orang tua saat waktu tidur atau saat di tempat penitipan anak mungkin bisa berlangsung sulit, serta bisa ditandai dengan adanya temper tantrum. Perilaku ini bisa berlangsung selama beberapa bulan.

Anak-anak

Saat berusia 2-3 tahun, anak-anak mulai mencoba kemampuannya dan melakukan apa yang dilarang, untuk melihat apa yang akan terjadi. Seringnya mendengar kata "tidak" atau "jangan" dari orang tuanya menggambarkan adanya dorongan untuk kebebasan pada anak-anak usia ini.

Tantrum normal terjadi, karena membantu anak mengeluarkan rasa frustasinya saat mereka tidak dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik. Orang tua dapat membantu mengurangi jumlah tantrum yang terjadi dengan cara tidak membiarkan anak menjadi terlalu lelah atau sangat frustasi, mengetahui pola perilaku anak, dan menghindari situasi-situasi yang mungkin akan memicu terjadinya tantrum. 

Pada usia 18 bulan - 2tahun, anak-anak biasanya mulai mengetahui identitas gender. Saat masa pra-sekolah, anak juga memahami adanya peranan gender, apa yang biasanya anak laki-laki dan anak perempuan lakukan. Anak mulai mampu memahami hubungan gender dengan gambaran tubuh, misalnya dengan mengetahui perbedaan pada alat kelamin.

Sumber : http://www.scientificamerican.com

Antara usia 2 dan 3 tahun, anak mulai dapat bermain secara lebih interaktif dengan anak-anak yang lain. Meskipun mereka mungkin masih posesif dengan mainan, mereka mungkin akan mulai berbagi mainan dengan teman-temannya dan bahkan bisa menunggu giliran untuk bermain. Meskipun anak-anak pada usia ini menginginkan kebebasan, mereka tetap membutuhkan orang tua mereka di dekatnya untuk mendapatkan dukungan dan rasa aman. Misalnya, mereka mungkin akan berjalan meninggalkan orang tuanya saat mereka merasa penasaran akan sesuatu, tetapi kemudian mereka akan bersembunyi di belakang orang tuanya saat mereka merasa ketakutan.

Pada usia 3-5 tahun, banyak anak tertarik dengan permainan imajinatif dan teman-teman khayalan. Permainan ini membuat anak bisa memainkan berbagai peran secara aman dengan cara yang bisa diterima. Permainan imajinatif juga membantu anak belajar cara bersosialisasi. Mereka bisa belajar bagaimana menyelesaikan konflik dengan orang tua atau dengan anak-anak lainnya dengan cara yang baik. Namun, pada saat ini juga anak-anak bisa mengalami ketakutan terhadap sesuatu yang dikhayalkan, misalnya adanya monster di dalam kloset. Rasa takut ini bersifat normal.

Pada usia 7-12 tahun, anak-anak belajar melalui berbagai hal, seperti tentang konsep diri dan hubungan dengan teman-teman sebanyanya, yang ditentukan oleh kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan baik, serta hubungan dengan keluarga, yang ditentukan oleh penerimaan anak oleh orang tua dan saudara kandungnya.

Meskipun banyak anak sangat menonjol di antara teman-temannya, tetapi mereka masih mencari orang tuanya untuk mendapatkan dukungan dan panutan. Saudara kandung juga bisa berperan sebagai role model, serta sebagai pemberi dukungan dan juga kritik terhadap anak. Periode ini sangat aktif untuk anak-anak yang terlibat dalam banyak kegiatan dan ingin mengeksplorasi kegiatan-kegiatan yang baru. Pada usia ini, anak-anak ingin belajar dan seringkali merespon dengan baik tentang ajaran akan keamanan, gaya hidup sehat, dan larangan terhadap perilaku yang berisiko tinggi.




Gejala




Diagnosa




Pengobatan




Referensi


- D, Daniel A. Childhood Development. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.

http://www.merckmanuals.com/home/childrens_health_issues/growth_and_development

/childhood_development.html

Perkembangan Emosi dan Perilaku Anak Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment