Kanker Paru

Kanker Paru


Definisi


Kanker paru merupakan penyebab utama kematian karena kanker. Kanker paru paling sering terjadi pada usia antara 45-70 tahun. Sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel paru (kanker paru primer), tetapi ada juga yang berasal dari kanker di bagian lain tubuh yang menyebar ke paru-paru (metastasis), misalnya kanker payudara, kanker prostat, kanker usus besar, dan lain-lain.

Lebih dari 90% kanker paru berawal dari bronkus (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), yang disebut karsinoma bronkogenik. Kanker paru juga dapat berasal alveoli di paru-paru, yang disebut karsinoma sel alveolar. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.

Kanker paru dapat dibedakan menjadi :

  • Karsinoma paru sel kecil (Small Cell Lung Carcinoma) atau disebut juga karsinoma sel gandum (Oat-Cell Carcinoma). Kanker ini meliputi sekitar 13-15% dari seluruh kanker paru. Karsinoma sel kecil sangat agresif dan cepat menyebar. Saat terdiagnosa biasanya kanker telah menyebar (metastasis) ke bagian lain tubuh.
  • Karsinoma paru lainnya (karsinoma bukan sel kecil), meliputi sekitar 85-87% kanker paru. Jenis yang paling banyak adalah karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar. Kanker paru ini tumbuh lebih lambat dibandingkan karsinoma sel kecil. Namun, pada sekitar 40% orang yang terdiagnosa kanker ini, kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh. 
PENYEBAB

Merokok merupakan penyebab utama kanker pada sekitar 85% kasus kanker paru. Semakin banyak jumlah rokok yang dihisap dan semakin lama seseorang merokok, akan membuat risiko terjadinya kanker paru semakin meningkat. Pada orang yang berhenti merokok, risiko terjadinya kanker paru menurun, tetapi setiap orang yang pernah merokok akan tetap memiliki risiko terjadi kanker paru yang lebih tinggi daripada orang yang tidak pernah merokok.

Sekitar 15% penderita kanker paru tidak pernah merokok. Penyebab terjadinya kanker paru ini belum diketahui. Penelitian terakhir menemukan adanya mutasi genetik pada beberapa orang dengan kanker paru yang tidak pernah merokok. Beberapa faktor risiko yang diduga berkaitan dengan terjadinya mutasi genetik ini, yaitu paparan terhadap gas radon, paparan pada asap rokok (perokok pasif), dan paparan terhadap karsinogen lainnya, seperti asbes, klorometil eter, arsen, nikel, gas mustard, dan lain-lain.

Polusi udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik juga dapat berkontribusi untuk terjadinya kanker paru sama seperti pada perokok pasif. Polusi udara diperkirakan menyebabkan sekitar 5% kematian penderita kanker paru di seluruh dunia. Faktor risiko lainnya dapat berupa riwayat keluarga dengan kanker paru dan minum air dengan kandungan arsen yang tinggi.

Automobile Polluting The AIr

Sumber : www.webmd.com

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis




Gejala


Gejala kanker paru tergantung dari jenis, lokasi dan cara penyebaran kanker. Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah batuk yang menetap, atau pada orang yang memiliki batuk kronis, adanya perubahan dari karakteristik batuk. Beberapa orang mengalami batuk darah atau adanya bercak darah pada dahak (hemoptisis). Pada kasus yang jarang, kanker paru tumbuh mengenai pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan hebat. Gejala kanker paru lain yang tidak spesifik antara lain, hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, rasa lelah, nyeri dada, dan kelemahan.

Woman Having Coughing Fit

Sumber : http://www.webmd.com

Komplikasi

Kanker paru dapat menyebabkan penyempitan jalan nafas, sehingga dapat terdengar bunyi mengi saat bernafas. Sumbatan jalan nafas bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan percabangan dari jalan nafas tersebut, keadaan ini disebut atelektasis. Akibat sumbatan jalan nafas lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyeri dada dan sesak nafas.

Jika tumor tumbuh sampai mengenai dinding dada, maka dapat timbul nyeri dada yang menetap. Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kanker menyebar ke seluruh paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah menjadi rendah dan pada akhirnya dapat terjadi gagal jantung.

Kanker bisa tumbuh mengenai saraf tertentu pada leher, menyebabkan terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari: 
- kelopak mata turun 
pupil mengecil 
- mata cekung 
- berkurangnya keringat pada satu sisi wajah 

Kanker pada puncak paru-paru bisa tumbuh mengenai saraf yang menuju ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa, dan lemah. Tumor pada daerah ini seringkali disebut tumor Pancoast. Kerusakan juga bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak.

Kanker paru bisa tumbuh ke dalam atau ke dekat kerongkongan, sehingga menyebabkan penderita sulit atau nyeri untuk menelan.

Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan daerah mediastinum, sehingga menyebabkan gangguan irama jantung, sumbatan aliran darah pada jantung, atau adanya penimbunan cairan di sekitar jantung (kantong perikardial)

Kanker juga bisa tumbuh mengenai vena kava superior. Sumbatan vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari bagian tubuh sebelah atas: 
- vena di dinding dada akan membesar 
- wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk payudara) dapat membengkak dan terasa nyeri. Penderita juga dapat merasa sesak nafas, sakit kepala, pusing, dan gangguan penglihatan. Gejala biasanya bertambah buruk ketika penderita membungkuk atau berbaring. 

Kanker paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju bagian lain tubuh, paling sering menyebar ke hati, otak, kelenjar adrenal, medula spinalis, dan tulang. Penyebaran bisa terjadi pada stadium awal, terutama pada karsinoma sel kecil. Gejala yang muncul dapat berupa sakit kepala, kejang, kebingungan, gagal hati, dan nyeri tulang; yang bisa timbul sebelum terjadinya berbagai kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini sulit ditegakkan.

Sindroma Paraneoplastik

Sindroma paraneoplastik terdiri dari berbagai pengaruh yang disebabkan oleh kanker yang terjadi pada tempat yang jauh dari tempat terjadinya kanker itu sendiri, misalnya kelainan metabolik, kelainan saraf dan kelainan otot. Sindroma ini tidak berhubungan dengan ukuran maupun lokasi dari kanker paru, dan tidak selalu menunjukkan bahwa kanker telah menyebar keluar dada. Sindroma ini disebabkan oleh bahan-bahan yang dikeluarkan oleh kanker, seperti hormon, sitokin, atau protein tertentu lainnya.

Beberapa kanker paru-paru melepaskan hormon atau bahan yang menyerupai hormon, sehingga terjadi kadar hormon yang tinggi. Karsinoma sel kecil menghasilkan kortikotropin (menyebabkan sindroma Cushing) atau hormon antidiuretik (menyebabkan penimbunan cairan dan kadar natrium yang rendah di dalam darah). Pembentukan hormon yang berlebihan juga bisa menyebabkan sindroma karsinoid, yaitu berupa kemerahan, bunyi nafas mengi, diare dan kelainan katup jantung. Karsinoma sel skuamosa melepaskan bahan menyerupai hormon yang menyebabkan kadar kalsium darah sangat tinggi.

Sindroma hormonal lainnya yang berhubungan dengan kanker paru-paru adalah:
- pembesaran payudara pada pria (ginekomastia)
- kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme)
- perubahan kulit (kulit di ketiak menjadi lebih gelap).
Kanker paru-paru juga bisa menyebabkan perubahan bentuk jari tangan dan jari jkaki dan perubahan pada ujung tulang-tulang panjang, yang bisa terlihat pada rontgen

Gejalanya bisa merupakan petanda awal dari kanker atau merupakan petunjuk awal bahwa kanker telah kembali, setelah dilakukannya pengobatan. Salah satu contoh dari sindroma paraneoplastik adalah sindroma Eaton-Lambert, yang ditandai dengan kelemahan otot yang luar biasa. Contoh lainnya adalah kelemahan otot dan rasa sakit karena peradangan (polimiositis), yang bisa disertai dengan peradangan kulit (dermatomiositis).

Sumber : http://www.smokingadverts.com



Diagnosa


Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka ada kemungkinan untuk terjadinya kanker paru-paru.

Terkadang petunjuk awal berupa adanya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker. Berikutnya dapat dilakukan CT (Computed Tomography) scan. CT scan dapat memperlihatkan tumor kecil yang mungkin tidak terlihat dengan rontgen dada dan juga dapat memperlihatkan apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening. Teknik terbaru seperti PET (Positron Emission Tomography) meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi kanker yang kecil. Biasanya digunakan kombinasi PET dan CT pada satu mesin untuk mengevaluasi seseorang yang diduga terkena kanker. Pemeriksaan MRI juga dapat digunakan jika CT scan atau PET-CT scan tidak dapat memberikan informasi yang cukup.

Lung Scan Indicating Cancer

Sumber : http://www.webmd.com

Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan paru untuk menegakkan diagnosa. Contoh jaringan hampir selalu diambil langsung dari tumor, salah satu cara yang sering dilakukan untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan adalah dengan bronkoskopi. Pada kasus tertentu, contoh sediaan dahak penderita dapat digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik (sitologi dahak).

Lab Techincian Analyzing Lung Biopsy A micrograph of lung cancer.

Sumber : http://www.medicinenet.com

Jika kanker telah diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopis, biasanya akan dilakukan pemeriksaan lain untuk menentukan apakah kanker telah menyebar. Pemeriksaan PET-CT scan dan CT scan atau MRI kepala dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar, terutama ke hati, kelenjar adrenal, atau otak. Jika tidak tersedia PET-CT, maka dapat dilakukan CT scan dada, perut, dan panggul, serta bone scan (untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke tulang). Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang 

Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan:
- ukuran tumor
- penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya
- penyebaran ke organ lain
Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan prognosis penyakit



Pengobatan


Berbagai terapi dilakukan untuk mengobati kanker paru, seperti pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi. Pemberian terapi ditentukan berdasarkan jenis, lokasi, dan beratnya kanker, apakah kanker telah menyebar atau tidak, serta keadaan umum penderita.

Pembedahan 

Pembedahan merupakan terapi pilihan untuk kanker paru bukan sel kecil (non-small cell lung cancer) yang belum menyebar (stadium awal). Pembedahan biasanya tidak digunakan untuk kanker paru sel kecil pada stadium awal, karena kanker ini bersifat agresif sehingga membutuhkan kemoterapi dan terapi radiasi. Pembedahan juga tidak memungkinkan untuk dilakukan jika kanker telah menyebar keluar paru, kanker terlalu dekat dengan trakea, atau jika penderita memiliki kondisi serius lainnya, seperti penyakit jantung berat.

Lung cancer surgery.

Sumber : http://www.medicinenet.com

Sebelum pembedahan, dilakukan pemeriksaan fungsi paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa setelah pembedahan masih dapat menjalankan fungsinya dengan baik untuk bernafas dan menyediakan cukup oksigen. Jika hasilnya jelek, maka pembedahan tidak mungkin dilakukan. 

Meskipun kanker paru bukan sel kecil dapat diangkat melalui pembedahan, tetapi tindakan ini saja tidak selalu cukup untuk mengatasinya. Pemberian kemoterapi tambahan setelah pembedahan dapat membantu untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup penderita.

Terapi Radiasi

Terapi radiasi digunakan baik pada kanker paru sel kecil ataupun kanker paru bukan sel kecil. Terapi radiasi juga dapat diberikan untuk orang-orang yang tidak mau dioperasi atau tidak dapat dilakukan operasi karena kondisi tertentu, misalnya memiliki sakit jantung berat atau kanker telah menyebar. Meskipun terapi radiasi dilakukan untuk mengobati kanker, pada beberapa orang terapi radiasi mungkin hanya dapat mengecilkan kanker sebagian atau memperlambat pertumbuhannya. Untuk memperbaiki tingkat kelangsungan hidup, maka terapi radiasi dapat dikombinasi dengan kemoterapi. Jika kanker telah menyebar ke otak, maka terapi radiasi pada otak biasanya dapat mengurangi gejala-gejala yang ada, seperti sakit kepala, kebingungan, dan kejang. Terapi radiasi juga berguna untuk mengendalikan komplikasi kanker paru, misalnya batuk darah, nyeri tulang, dan penekanan medula spinalis.

Kemoterapi

Kemoterapi digunakan baik pada kanker paru sel kecil maupun kanker paru bukan sel kecil. Pada kanker paru sel kecil, kemoterapi, terkadang dikombinasi dengan terapi radiasi, merupakan terapi utama. Hal ini disebabkan oleh kanker paru sel kecil bersifat agresif dan seringkali sudah menyebar ke bagian lain tubuh pada saat terdiagnosa. Kemoterapi dapat memperpanjang tingkat kelangsungan hidup pada orang-orang dengan kanker paru stadium lanjut. Tanpa terapi, rata-rata tingkat kelangsungan hidup penderita hanya 6-12 minggu. 

Pada kanker paru bukan sel kecil, kemoterapi juga dapat memperpanjang tingkat kelangsungan hidup penderita dan juga dapat mengatasi gejala-gejala yang ada. Pada penderita kanker paru bukan sel kecil yang telah mengalami penyebaran, rata-rata tingkat kelangsungan hidup dapat meningkat sampai 9 bulan dengan pemberian terapi. 

Beberapa obat kemoterapi yang dapat digunakan, antara lain EtoposideCyclophosphamide, Doxorubicin, Vincristine, Paclitaxel, Carboplatin, Cisplatin, Docetaxel, atau Irinotecan.

Terapi Lainnya

Ada juga terapi yang secara spesifik terfokus ke tumor paru dengan menggunakan agen biologis (targeted teraphy). Penelitian juga telah mengidentifikasi protein-protein pada sel-sel kanker dan pembuluh darah yang mensuplai sel-sel kanker. Protein-protein ini diduga berperan dalam mengatur dan mendorong pertumbuhan kanker dan juga penyebarannya. Berbagai obat dibuat untuk secara spesifik bekerja pada protein abnormal ini dan juga berpotensi untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. 

Selain itu, pengobatan kanker paru juga terkadang menggunakan terapi laser untuk menghilangkan atau mengecilkan ukuran tumor paru, dan terapi fotodinamik yang menggunakan sinar untuk menyusutkan tumor. Terapi ablasi dengan radiofrekuensi juga dapat digunakan pada orang-orang yang memiliki tumor paru yang kecil, tetapi tidak dapat dilakukan pembedahan. Terapi ini menggunakan arus listrik untuk menghancurkan sel-sel tumor. 

PENCEGAHAN

Kanker paru merupakan salah satu kanker yang mematikan, tetapi juga merupakan salah satu kanker yang paling dapat dicegah, yaitu dengan tidak merokok. Seseorang yang berhenti merokok, setelah sepuluh tahun bebas rokok, risiko kematian akibat kanker paru akan turun sampai seperti ia tidak pernah merokok.

Non-smoking sign.

Sumber : http://www.medicinenet.com

Selain itu, pencegahan terjadinya kanker paru dapat dilakukan dengan cara menghindari paparan terhadap bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan kanker, misalnya gas radon, asap rokok (perokok pasif), polusi udara (asap kendaraan bermotor atau asap pabrik), dan bahan karsinogen lainnya, seperti asbes, klorometil eter, arsen, nikel, gas mustard, dan lain-lain.

Sumber : http://www.myhealthguide.carlyucaangay.com/



Referensi


- H, Waun Ki. T, Anne S. Lung Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.

http://www.merckmanuals.com/home/lung_and_airway_disorders/tumors_of_the_lungs/lung_cancer.html

- T, Anne S. Lung Carcinoma. The Merck Manual. 2013. http://www.merckmanuals.com/

professional/pulmonary_disorders/tumors_of_the_lungs/lung_carcinoma.html

- S, Andrew. Lung Cancer. 2011. http://www.medicinenet.com/

lung_cancer_pictures_slideshow/article.htm

Kanker Paru Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment