Trauma Ureter

Trauma Ureter


Definisi


Sebagian besar trauma ureter (saluran dari ginjal yang menuju ke kandung kemih) terjadi selama pembedahan organ panggul atau perut, seperti histerektomi, reseksi kolon atau uteroskopi. 

Seringkali terjadi kebocoran air kemih dari luka yang terbentuk atau berkurangnya produksi air kemih. 

Gejala biasanya tidak spesifik dan bisa timbul demam atau nyeri. 

Penyebab lain trauma ureter adalah luka tembus, biasanya karena luka tembak. 
Jarang terjadi trauma ureter akibat pukulan maupun luka tumpul. 

Pemeriksaan diagnostik yang biasanya dilakukan adalah urografi intravena, CT scan dan urografi retrograd

Jika trauma ureter terjadi akibat pembedahan, maka dilakukan pembedahan lainnya untuk memperbaiki ureter. 
Ureter bisa disambungkan kembali ke tempat asalnya atau di bagian kandung kemih yang lainnya. 
Pada trauma yang tidak terlalu berat, dipasang kateter ke dalam ureter dan dibiarkan selama 2-6 minggu sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan. 
Pengobatan terbaik untuk trauma ureter akibat luka tembak atau luka tusuk adalah pembedahan. 

Kebanyakan luka urethral terjadi pada pria. Penyebab umum termasuk patah panggul dan luka mengangkang (luka di daerah antara kaki). Urethra dapat juga terluka tanpa disengaja selama prosedur operasi dilakukan secara langsung pada urethra atau selama prosedur dimana alat dimasukkan ke dalam urethra, seperti chatheterization kandung kemih atau cystoscopy (melalui pipa pelihat elastis melalui urethra ke dalam kandung kemih). Kadangkala, luka dihasilkan dari luka tembak, jarang, luka urethral bisa timbul sendiri ketika seseorang memasukkan benda asing secara langsung ke dalam urethra.

Beberapa luka urethra dibatasi untuk luka memar. Luka pada urethra bisa juga menyobek lapisan, menghasilkan kebocoran pada urin ke dalam jaringan pada penis, skrotum, dinding perut, atau perineum (daerah di antara anus dan vulva atau skrotum).



Komplikasi yang bisa dihasilkan dari luka urethral termasuk infeksi, pendarahan, penyempitan permanen (stricture), disfungsi ereksi, dan kehilangan yang tidak bisa dikendalikan pada urin (sukar berkemih).




Gejala


Gejala yang paling umum termasuk darah pada ujung zakar pada pria atau urethral yang terbuka pada wanita, darah di dalam urin, dan ketidakmampuan berkemih, dan rasa sakit selama berkemih. Memar kemungkinan terlihat di antara paha atau pada penis. Gejala lain bisa timbul ketika terjadi komplikasi. Misalnya, jika urin bocor ke dalam jaringan di sekitarnya, infeksi bisa terjadi. Sebagai tambahan, luka bisa menyebabkan urethra menjadi sempit (stricture) di dekat atau di sekitar luka. Pria bisa juga mengalami kerusakan dalam ketidakmampuan untuk mengalami ereksi (disfungsi ereksi), yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf atau suplai darah menuju penis.



Diagnosa


Diagnosa pada luka urethral biasanya dipastikan oleh urography retrograde, sinar-X dilakukan setelah pewarna radioaktif (contrast agent) ditanamkan secara langsung ke dalam ujung urethra. Urography retrograde dilakukan sebelum sebuah kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih.



Pengobatan


Untuk urethral memar yang tidak dihasilkan dari kebocoran urin, seorang dokter bisa menempatkan kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk beberapa hari untuk mengeringkan urin ketika urethra sembuh. Untuk sobekan urethral, urin harus dialihkan dari urethra menggunakan kateter yang dipasang ke dalam kandung kemih melalui kulit di atas perut bagian bawah. Urethra diperbaiki secara operasi setelah semua luka lain telah disembuhkan atau setelah 8 sampai 12 minggu (ketika peradangan telah dipecahkan). Jarang, sobekan urethral sembuh tanpa operasi.

Pengobatan membantu mencegah beberapa komplikasi pada luka urethral. Komplikasi yang tidak dapat dicegah disembuhkan.



Referensi


- A, Noel A. Ureteral Trauma. The Merck Manual. 2013. http://www.merckmanuals.com/

professional/injuries_poisoning/genitourinary_tract_trauma/ureteral_trauma.html

Trauma Ureter Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment