Gangguan Pada Cairan Ketuban

Gangguan Pada Cairan Ketuban


Definisi


Cairan ketuban, atau disebut juga cairan amnion, merupakan cairan yang terdapat di dalam kantong amnion dan melingkupi janin selama kehamilan. Jumlah cairan ketuban yang normal bervariasi, tetapi umumnya sekitar 500-1000 cc. Cairan amnion mambantu melindungi janin dan berperan penting dalam perkembangan organ-organ tubuh janin, seperti paru-paru, ginjal, dan saluran pencernaan.

Cairan ketuban dihasilkan oleh paru-paru dan ginjal janin. Bayi menelan dan bernafas di dalam cairan ketuban, dan cairan keluar dari tubuh janin melalui urine. Cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit berhubungan dengan kelainan perkembangan janin dan komplikasi kehamilan. Jumlah cairan yang abnormal dapat menjadi penyebab atau akibat dari suatu gangguan.

Cairan ketuban yang terlalu banyak disebut sebagai polihidramnion. Sedangkan cairan ketuban yang terlalu sedikit disebut oligohidramnion.

PENYEBAB

Polihidramnion dapat terjadi jika bayi tidak menelan dan menyerap cairan ketuban dalam jumlah normal. Hal ini dapat terjadi jika bayi memiliki gangguan, seperti :

  • Kelainan saluran pencernaan, misalnya atresia duodenum, atresia esofagus, gastroschisis, dan hernia diafragmatika
  • Gangguan sistem saraf dan otak, misalnya anencephaly dan distrofi myotonik
  • Achondroplasia
  • Sindroma Beckwith-Wiedemann

Polihidramnion juga dapat terjadi jika ibu hamil memiliki diabetes yang tidak terkontrol.

Selain itu, peningkatan produksi cairan ketuban juga dapat menyebabkan terjadinya polihidramnion, misalnya pada :

  • Gangguan paru-paru tertentu pada bayi
  • Kehamilan multipel, misalnya kembar dua atau kembar tiga
  • Hydrops fetalis

Terkadang, tidak ditemukan penyebab spesifik terjadinya polihidramnion.

Umumnya, oligohidramnion disebabkan oleh keadaan-keadaan yang menghalangi atau mengurangi produksi cairan ketuban. Beberapa faktor yang berhubungan dengan oligohidramnion antara lain :

  • Ketuban pecah dini
  • Kehamilan postmatur (usia kehamilan lebih dari 42 minggu)
  • Gangguan pertumbuhan janin (IUGR - Intrauterine Growth Restriction)
  • Cacat bawaan, terutama malformasi ginjal dan saluran kemih
  • Sindroma twin-to-twin transfusion 
  • Janin yang meninggal

Selain itu, ada beberapa faktor penyebab oligohidramnion yang berasal dari ibu, antara lain :

  • Dehidrasi pada ibu
  • Insufisiensi uteroplasenta
  • Hipertensi
  • Pre-eklampsia
  • Diabetes 
  • Hipoksia kronis
  • Penggunaan obat-obat tertentu, misalnya indometacin dan ACE (Angiotensin Converting Enzyme) Inhibitor



  • Gejala


    Gejala-gejala polihidramnion merupakan akibat dari tekanan yang diberikan oleh cairan ketuban yang berlebihan di dalam rahim ke organ sekitarnya.

    Polihidramnion yang ringan, jika bergejala, dapat menyebabkan sedikit tanda dan gejala. Polihidramnion yang berat dapat menyebabkan :

    • Sesak nafas yang berkurang saat sedang duduk atau berdiri tegak
    • Pembengkakan pada tungkai bawah, vulva dan dinding perut
    • Penurunan produksi air kemih
    • Rahim cepat membesar

    Dugaan polihidramnion dapat dibuat jika rahim membesar, tetapi detak jantung dan kontur bayi sulit untuk dinilai. Polihidramnion dapat menyebabkan persalinan terjadi sebelum waktunya.

    Gejala-gejala oligohidramnion dapat berbeda-beda dan menyerupai gangguan lainnya. Beberapa gejala yang dapat ditemukan, antara lain :

    • Adanya rembesan cairan ketuban, jika disebabkan oleh pecahnya selaput ketuban
    • Berkurangnya jumlah cairan ketuban yang terlihat pada pemeriksaan ultrasonografi

    Cairan ketuban yang terlalu sedikit (oligohidramnion) bisa juga menyebabkan berbagai masalah. Jika jumlah cairan sangat kurang, maka paru-paru janin bisa tidak matang dan janin dapat tertekan, sehingga mengakibatkan kelainan bentuk; kombinasi kondisi ini disebut sindrom Potter.



    Diagnosa


    Untuk mendiagnosa gangguan cairan ketuban, selain dilakukan pemeriksaan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ultrasonografi dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah volume cairan ketuban. Pada beberapa kasus, pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk menemukan penyebab terjadinya gangguan cairan ketuban, misalnya kehamilan kembar atau cacat bawaan.



    Pengobatan


    Untuk kasus polihidramnion yang ringan biasanya jarang mendapatkan terapi dan dapat membaik dengan sendirinya. Pada kasus tertentu, penanganan untuk kondisi penyebab (misalnya diabetes pada ibu hamil), dapat membantu mengatasi polihidramnion.

    Jika ibu hamil dengan polihidramnion mengalami sesak nafas atau nyeri perut, atau bahkan riwayat kehamilan prematur, maka diperlukan terapi, khususnya di rumah sakit. Terapi yang diberikan dapat berupa :

    • Mengurangi cairan ketuban yang berlebihan, yang dapat dilakukan dengan amniosintesis. Terkadang tindakan ini perlu dilakukan beberapa kali seiring dengan berkembangnya kehamilan. Namun, tindakan ini memiliki beberapa risiko, antara lain risiko terjadinya ketuban pecah dini, abrupsio plasenta, dan kelahiran prematur.
    • Obat-obatan. Beberapa obat dapat diberikan untuk membantu mengurangi produksi air kemih janin dan juga volume cairan ketuban, misalnya indometacin. Namun obat ini tidak direkomendasikan untuk diberikan pada usia kehamilan lebih dari 31 minggu, karena berisiko menyebabkan gangguan jantung pada janin. Untuk itu, jantung janin tetap perlu dimonitor perkembangannya, misalnya dengan pemeriksaan echocardiogram janin dan ultrasonografi Doppler. Efek samping lainnya dapat berupa timbulnya rasa mual, muntah, reflux asam lambung, dan peradangan pada permukaan lambung.

    Terapi untuk oligohidramnion ditentukan oleh berbagai hal, seperti :

    • Riwayat medis ibu hamil
    • Kondisi kesehatan dan kehamilan secara keseluruhan
    • Seberapa berat oligohidramnion yang terjadi
    • Toleransi ibu hamil terhadap terapi atau tindakan yang akan dilakukan

    Terapi yang diberikan dapat berupa :

    • Observasi ketat jumlah cairan ketuban dan pemeriksaan medis yang teratur
    • Pemberian cairan untuk menambah jumlah cairan ketuban. Pemberian cairan tambahan ini dapat diberikan pada wanita yang dalam persalinan, dimana selaput ketuban telah pecah. 
    • Persalinan, jika oligohidramnion membahayakan janin yang dikandung, sehingga dibutuhkan persalinan lebih awal.


    Referensi


    - Yale School of Medicine. Amniotic Fluid Problems/ Hydramnios/ Oligohydramnios.

    http://www.yalemedicalgroup.org/stw/Page.asp?PageID=STW026793

    - V, Linda J. Polyhydramnios. Medline Plus. 2011.

    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003267.htm

    - Mayo Clinic. Polyhydramnios. 2011. http://www.mayoclinic.com/health/

    polyhydramnios/DS01156/DSECTION=treatments-and-drugs

    - W, Hayley. Oligohydramnios. 2011.

    http://www.patient.co.uk/doctor/Oligohydramnios.htm

    Gangguan Pada Cairan Ketuban Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

    0 comments:

    Post a Comment