Testis yang Retraktil

Testis yang Retraktil


Definisi


Testis yang retraktil, atau disebut juga testis yang hypermobile, adalah testis yang telah turun ke skrotum tetapi dapat berbalik lagi ke atas dengan mudah, yaitu ke arah selangkangan di dalam kanalis inguinalis, sebagai respon refleks terhadap rangsangan.

Testis yang retraktil atau hypermobile dapat dengan mudah naik dan turun antara skrotum dengan bagian perut (abdomen). Testis yang naik dari posisi sebenarnya di skrotum dapat diturunkan kembali ke posisi seharusnya (di skrotum) saat dilakukan pemeriksaan fisik.

Kondisi ini biasanya akan menghilang sebelum atau saat pubertas, dimana testis akan berada di skrotum dan menetap di sana. Testis yang retraktil tidak menyebabkan kanker atau komplikasi lainnya. Namun, sekitar seperempat kasus, testis yang retraktil tidak dapat turun kembali ke dalam skrotum dan tetap berada di daerah selangkangan (disebut sebagai testis ascending).

PENYEBAB

Adanya otot kremaster yang terlalu aktif bisa menyebabkan testis menjadi retraktil. Otot kremaster merupakan otot yang tipis seperti kantong tempat testis berada. Saat otot kremaster berkontraksi, otot ini menarik testis ke atas, ke arah selangkangan.

Sumber : http://classes.midlandstech.edu

Tujuan utama otot kremaster adalah untuk mengatur suhu testis. Pengaturan suhu penting agar testis dapat berkembang dan berfungsi dengan baik. Testis membutuhkan suhu yang sedikit lebih dingin dari suhu tubuh yang normal.

Saat suhu lingkungan hangat, otot kremaster berelaksasi. Tetapi saat suhu lingkungan dingin, otot kremaster berkontraksi dan menarik testis ke arah tubuh yang hangat. Refleks kremaster juga bisa distimulasi dengan meraba saraf genitofemoral yang berada di paha bagian dalam atau disebabkan oleh emosi ekstrim, seperti kecemasan.

Jika refleks kremaster cukup kuat, maka refleks ini bisa menyebabkan testis menjadi tertarik keluar dari skrotum dan naik ke selangkangan (retraktil).

Pada beberapa kasus, testis yang retraktil bisa menjadi testis ascending, dimana testis yang retraktil tidak dapat kembali ke dalam skrotum. Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam terjadinya keadaan ini :

  • Korda spermatika yang pendek. Setiap testis (kanan dan kiri) melekat pada ujung korda spermatika yang memanjang ke bawah dari selangkangan ke dalam skrotum. Jika pertumbuhan korda spermatika tidak mengikuti pertumbuhan tubuh lainnya, maka korda yang kencang ini bisa menarik testis ke atas.
  • Adanya gangguan dalam jalur normal penurunan testis. Saat masih dalam kandungan, testis berkembang di bagian perut (abdomen) dan kemudian turun ke dalam skrotum. Terkadang ada struktur tertentu yang tidak dapat terlepas dari bagian perut, sehingga menyebabkan testis tertarik ke atas.
  • Adanya jaringan parut akibat operasi hernia. Hernia inguinalis disebabkan oleh adanya celah kecil pada lapisan perut dimana sebagian usus bisa menonjol keluar ke selangkangan. Operasi yang dilakukan untuk memperbaiki hernia ini bisa menimbulkan jaringan parut yang dapat membatasi pertumbuhan dan elastisitas korda spermatika.



Gejala


Anak-anak dengan testis yang retraktil memiliki testis yang turun ke dalam skrotum, tetapi tidak tetap berada di tempatnya. Ada beberapa tanda dan gejala testis yang retraktil, yaitu :

  • Testis dapat digerakkan dengan tangan dari selangkangan ke dalam skrotum dan tidak segera kembali ke selangkangan
  • Testis tiba-tiba bisa tampak di dalam skrotum dan tetap berada di sana untuk waktu tertentu
  • Testis tiba-tiba bisa menghilang dari skrotum untuk waktu tertentu

Pergerakan testis ini hampir selalau terjadi tanpa rasa nyeri atau tidak enak. Untuk itu, testis yang retraktil hanya disadari ketika testis tidak lagi terlihat atau dirasakan di dalam skrotum.

Posisi testis biasanya tidak dipengaruhi oleh posisi testis yang lain. Misalnya, seorang anak bisa memiliki satu testis yang normal dan satu testis yang retraktil.

Testis yang retraktil berbeda dengan testis yang tidak turun (kriptorkidisme / undescended testicle). Kriptorkidisme adalah keadaan dimana testis tidak pernah turun ke dalam skrotum. Jika testis yang tidak turun ini dicoba untuk diturunkan, maka akan menimbulkan rasa tidak enak atau nyeri.



Diagnosa


Testis yang tidak berada di dalam skrotum perlu ditentukan lokasinya terlebih dahulu. Setelah lokasi testis ditemukan, maka testis dicoba untuk digerakkan secara perlahan kembali ke lokasi seharusnya di dalam skrotum.

Jika testis yang mengalami kelainan posisi tersebut merupakan testis yang retraktil, maka testis bisa dengan mudah digerakkan ke posisi seharusnya tanpa rasa nyeri. Testis yang retraktil tidak akan langsung berubah posisi kembali. Tetapi, jika diberikan stimulasi untuk menimbulkan refleks otot kremaster, misalnya dengan meraba paha bagian dalam, maka biasanya testis yang retraktil akan tertarik keluar lagi dari skrotum.

Jika upaya untuk mengembalikan testis ke dalam skrotum menimbulkan rasa tidak enak atau nyeri, atau jika testis langsung kembali ke arah selangkangan setelah diturunkan ke skrotum, maka kemungkinan besar keadaan tersebut bukan merupakan testis yang retraktil. Kondisi tersebut bisa merupakan testis yang undescended atau ascending (jika testis pernah berada di dalam skrotum untuk suatau waktu).



Pengobatan


Testis yang retraktil kemungkinan besar akan turun dengan sendirinya sebelum atau saat pubertas. Untuk itu, testis yang retraktil harus dievaluasi secara berkala untuk menentukan apakah testis bisa tetap berada di dalam skrotum, tetap retraktil, atau menjadi testis ascending.

Jika testis yang retraktil menjadi testis ascending, dimana testis tidak dapat turun kembali ke dalam skrotum dan tidak dapat digerakkan dengan tangan, atau testis tetap retraktil saat anak berusia 14 tahun, maka dianjurkan untuk diberi penanganan supaya testis bisa diposisikan ke dalam skrotum secara permanen. Penanganan yang diberikan bisa berupa :

  • Pembedahan. Testis diposisikan ke dalam skrotum dan difiksasi pada tempatnya melalui operasi (orkidopeksi). 
  • Terapi hormon. Karena proses turunnya testis juga diatur oleh hormon, maka terkadang turunnya testis bisa diinduksi oleh terapi hormon, yaitu menggunakan suntikan HCG (Human Chorionic Gonadotropin).

Remaja pria dan pria dewasa yang mendapatkan penanganan untuk memperbaiki posisi testis perlu dimonitor secara berkala untuk memastikan testis tetap berada pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan posisi kembali.



Referensi


- Mayo Clinic. Retractile Testicle. 2012.

http://www.mayoclinic.com/health/retractile-testicle/DS00742

- P, Elizabeth J. Undescended and Retractile Testes. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.

http://www.merckmanuals.com/home/childrens_health_issues/miscellaneous_disorders_in_

infants_and_young_children/undescended_and_retractile_testes.html

Testis yang Retraktil Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment