Kanker Payudara

Kanker Payudara


Definisi


Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. 
Terdapat beberapa jenis kanker payudara:

  1. Karsinoma in situ 
    Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada payudara, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
  2. Karsinoma duktal 
    Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. 
    Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
  3. Karsinoma lobuler 
    Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).
  4. Kanker invasif 
    Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik(menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
  5. Karsinoma meduler 
    Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

Kelenjar susu

PENYEBAB

Terdapat berbagai faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara. Meskipun demikian, masih belum diketahui bagaimana faktor-faktor ini menyebabkan terbentuknya sel kanker. Beberapa faktor resiko tersebut adalah:

  1. Usia. 
    Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
  2. Pernah menderita kanker payudara. 
    Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat sekitar 0,5-1% setiap tahunnya.
  3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. 
    Wanita yang ibu, saudara kandung perempuan atau anaknya (keluarga dekat) menderita kanker, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Jika dua orang atau lebih dalam keluarga dekat terkena kanker payudara, maka akan meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 5-6 kali lebih besar. Tetapi jika keluarga yang lebih jauh (nenek, bibi, atau saudara sepupu) yang terkena kanker payudara, maka hanya akan sedikit meningkatkan risiko untuk terkena kanker payudara.
  4. Faktor genetik dan hormonal
    Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar. Kurang dari 1% wanita yang memiliki gen ini. Wanita yang lebih mungkin memiliki gen ini adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker payudara, biasanya pada keluarga dekat. Untuk itu, pemeriksaan genetik rutin tidak selalu dilakukan, kecuali untuk wanita yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga.
    Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53BARD1BRCA3 dan Noey2
    Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. 
    Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
  5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. 
    Resiko menderita kanker payudara lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker, misalnya pada hiperplasia atipik,dimana terjadi proliferasi abnormal dari sel-sel payudara tetapi tidak terjadi kanker. 
  6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. 
    Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 1.2-1.4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun. 
    Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Faktor-faktor ini kemungkinan meningkatkan risiko kanker payudara karena adanya paparan estrogen dalam waktu lama, yang menstimulasi pertumbuhan kanker tertentu. (Kehamilan, meskipun menyebabkan tingginya kadar estrogen di dalam tubuh, dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara).   
  7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen
    Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Risiko ini terutama meningkat pada wanita yang mulai menggunakan pil KB pada usia muda (misalnya saat remaja) dan memakainya selama bertahun-tahun. 
    Setelah menopause, penggunaan terapi hormon kombinasi (estrogen dan progestin) selama beberapa tahun atau lebih akan meningkatkan risiko kanker payudara. 
  8. Obesitas pasca menopause. 
    Risiko kanker payudara lebih tinggi pada wanita obesitas setelah menopause. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
  9. Pemakaian alkohol
    Pemakaian alkohol bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, seiiring dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
  10. Bahan kimia. 
    Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
  11. DES (dietilstilbestrol). 
    Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki peningkatan resiko terkena kanker payudara.
  12. Paparan radiasi  
    Paparan radiasi (terutama radiasi pada dada) sebelum usia 30 tahun dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
  13. Faktor resiko lainnya. 
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker tersebut dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Selain itu, jaringan payudara yang lebih padat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.



Gejala


Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. 
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Selain itu pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk. 

Gejala lain yang mungkin ditemukan: 
- Benjolan atau massa di ketiak 
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara 
- Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah) 
- Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu) 
- Payudara tampak kemerahan 
- Kulit di sekitar puting susu bersisik 
- Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal 
- Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Deteksi Dini  
Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk melakukan deteksi dini. 
Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:

  1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) 
    Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakukan setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).
  2. Mammografi 
    Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
  3. USG payudara 
    USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.
  4. Termografi 
    Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

  1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
  2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
  3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
  4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. 
    Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
  5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
  6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin. 
SADARI 
SADARI 
SADARI



Diagnosa


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan berikut:

  • Mammografi
  • USG payudara
  • Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop)
  • Rontgen dada
  • Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker
  • Skening tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah bening)

Staging (Penentuan Stadium Kanker)
Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up dan menentukan prognosis
Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer): 
- Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal
- Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara 
- Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak 
- Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak 
- Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketah ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak 
- Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada 
- Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan dan prognosis:

  • Jenis sel kanker
  • Gambaran kanker
  • Respon kanker terhadap hormon 
    Kanker yang memiliki reseptor estrogen tumbuh secara lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada wanita pasca menopause
  • Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara


  • Pengobatan


    Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi penderita. Pengobatan terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

    Terapi penyinaran berguna untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening. Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. 

    Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir 
    Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalahmastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving(hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya). 
    Pembedahan breast-conserving

    1. Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
    2. Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak
    3. Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.

    Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Biasanya efek samping penyinaran yang bisa terjadi adalah kulit tampak merah atau melepuh.

    Mastektomi

    1. Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh.
    2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
    3. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.

    Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya.

    Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon. Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang berdiameter kurang dari 1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika tumor memiliki diameter lebih dari 5 cm, maka setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika tumor berdiameter lebih dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan.

    Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara). Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak penderita yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan. Jika penderita memilih untuk menjalani pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara yang sama dengan karsinoma lobuler.
    Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat penghambat hormon yaitu Tamoxifen.

    Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan. Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi dengan terapi penyinaran.

    Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah dan membengkak. Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran. 

    Rekonstruksi payudara 
    Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari.

    Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon dipertanyakan. Silikon kadang dapat merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah.

    Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon 
    Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita. 
    Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal.

    Efek samping kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat Ondansetron. Tanpa Ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang. 

    Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan. Tamoxifen berikatan dengan reseptor estrogen dan menghambat pertumbuhan jaringan payudara. Tamoxifen memiliki manfaat dan juga risiko yang sama dengan terapi estrogen yang biasa digunakan setelah menopause, misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan patah tulang, meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah pada tungkai dan paru-paru, serta meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Untuk itu wanita yang mengkonsumsi tamoxifen dan mengalami spottingatau perdarahan dari vagina harus segera memeriksakan diri ke dokter. penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen, tidak seperti terapi estrogen, dapat memperburuk kekeringan pada vagina ataupun hot flashes akibat menopause. 

    Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar 
    Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit. Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.

    Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Pengobatan seringkali tertunda sampai akhirnya penyakit diketahui karena timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk. Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.

    Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada: 
    - kanker yang didukung oleh estrogen 
    - penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah terdiagnosis
    - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita
    Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause. 

    Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan pertama. Selain pemberian tamoxifen, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium.

    Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemberian obat penghambat hormon, maka dapat digunakan obat penghambat hormon yang lain. Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatuhormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan Hydrocortisone alami oleh tubuh.

    Kemoterapi yang paling efektif adalah CyclophosphamideDoxorubicinPaclitaxelDocetaxel, Vinorelbin dan Mitomycin. Obat-obat ini seringkali digunakan sebagai tambahan pada pemberian obat penghambat hormon. 

    PROGNOSIS 
    Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati: 
    - 95% untuk stadium 0 
    - 88% untuk stadium I 
    - 66% untuk stadium II 
    - 36% untuk stadium III 
    - 7% untuk stadium IV

    PENCEGAHAN

    Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.

    Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini. SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.

    Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoksifen dan raloksifen. Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan payudara. Tamoksifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.

    Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).



    Referensi


    - V, Victor G. Breast Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.

    http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/breast_disorders/

    breast_cancer.html

    - B, Jerry R. Breast Cancer. 2012. http://www.medicinenet.com/breast_cancer/

    page3.htm#what_causes_breast_cancer

    - Centers For Disease Control and Prevention. Facts About DES and Breast Cancer. 

    http://www.cdc.gov/des/partners/download/DES&BreastCancerFS.pdf

    - DES Exposure. 2013. http://www.breastcancer.org/risk/factors/des_exposure

    Kanker Payudara Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

    0 comments:

    Post a Comment