Definisi
Babesiosis adalah infeksi sel darah merah yang disebabkan oleh parasit Babesia yang disebarkan melalui kutu tertentu.
PENYEBABPenyebab Babesiosis adalah parasit Babesia.
Babesiosis ditularkan melalui kutu rusa jenis yang sama dengan yang menularkan penyakit Lyme (Ixodidae). Infeksi ini biasa terjadi pada hewan tetapi jarang terjadi pada manusia.
Sumber : http://www.cdc.gov
Manusia dapat terinfeksi parasit Babesia melalui beberapa cara :
- Cara utama adalah melalui gigitan kutu yang terinfeksi, misalnya saat aktivitas di luar ruangan pada daerah yang terdapat babesiosis
- Cara yang lebih jarang adalah melalui transfusi darah yang terinfeksi Babesia
- Pada kasus yang jarang, infeksi dapat terjadi dari ibu ke bayinya (saat hamil atau melahirkan)
Gejala
Babesia masuk ke dalam sel-sel darah merah dan pada akhirnya menghancurkan sel-sel darah merah tersebut. Beberapa orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala yang jelas, terutama pada dewasa muda sehat yang berusia kurang dari 40 tahun. Tetapi pada orang yang terinfeksi lainnya, dapat terjadi demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta kelelahan. Anemia dapat terjadi akibat pecahnya sel-sel darah merah. Hati dan limpa seringkali membesar.
Resiko terjadinya penyakit yang berat serta kematian tinggi pada orang yang limpanya telah diangkat dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya pada AIDS). Pada orang-orang ini, babesiosis dapat menyerupai malaria, dimana terjadi demam tinggi, anemia, hemoglobin di dalam air kemih (air kemih gelap), jaundice (sakit kuning) dan gagal ginjal
Orang yang memiliki limpa yang masih berfungsi menunjukkan gejala yang lebih ringan, yang biasanya menghilang dengan sendirinya beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian.
Diagnosa
Diagnosis babesiosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah secara mikroskopik dimana ditemukan parasit penyebabnya.
Sumber : European Concerted Action on Lyme Borelliosis
http://meduni09.edis.at/eucalb/cms_15/
Pengobatan
Untuk infeksi ringan pada orang-orang sehat dengan limpa yang berfungsi baik biasanya tidak membutuhkan terapi, karena infeksi biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Namun untuk orang-orang yang bergejala perlu diobati, misalnya dengan pemberian atovaquone ditambah azithromycin atau quinine ditambah clindamycin.
Pencegahan paling baik adalah dengan menghindari paparan habitat kutu. Babesia microti ditularkan melalui kutu Ixodes scapularis, yang paling banyak ditemukan pada daerah-daerah yang banyak rumput dan kayu. Beberapa hal yang dapat dilakukan selama beraktivitas di alam terbuka untuk mencegah menempelnya kutu ke kulit :
- Berjalanlah pada jalan yang ada dan tetaplah berada di tengah jalur. Hal ini untuk meminimalkan kontak dengan rumput liar, ilalang, dan dedaunan yang merupakan tempat kutu biasanya ditemukan
- Gunakan kaus kaki, celana panjang, dan baju berlengan panjang untuk meminimalkan area kulit yang terbuka. Masukkan bagian bawah celana panjang ke dalam kaus kaki sehingga kutu tidak dapat masuk ke dalamnya. Gunakan pakaian yang berwarna terang, sehingga lebih mudah untuk melihat kutu yang menempel.
- Pakai repellent ke kulit dan pakaian. Repellent yang mengandung DEET (N,N diethylmetatoluamide) dapat langsung digunakan ke kulit dan pakaian untuk membantu mencegah gigitan kutu. Produk yang mengandung permethrin dapat digunakan ke pakaian, tetapi tidak ke kulit. Permethrin dapat membunuh kutu yang menempel ke pakaian.
- Setelah beraktivitas di alam terbuka, periksalah apakah ada kutu yang menempel dan buang dengan hati-hati setiap kutu yang ditemukan sebelum masuk ke dalam rumah.
Sumber : http://www.cdc.gov
Referensi
- P, Richard D. Babesiosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
http://www.merckmanuals.com/home/infections/parasitic_infections/babesiosis.html
- Centers for Disease Control and Preventions. Babesiosis. Atlanta. 2013.
http://www.cdc.gov/parasites/babesiosis/
0 comments:
Post a Comment