Sepsis dan Syok Septik

Sepsis dan Syok Septik


Definisi


Sepsis merupakan respon serius tubuh yang menyeluruh terhadap bakteremia atau infeksi lainnya. Syok septik merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah turun hingga mengancam nyawa (syok) akibat terjadi sepsis.

Biasanya, respon tubuh terhadap infeksi terbatas pada daerah tertentu yang mengalami infeksi. Tetapi pada sepsis, respon terhadap infeksi terjadi di seluruh tubuh (respon sistemik). Respon ini meliputi peningkatan suhu tubuh (demam) atau penurunan suhu tubuh dibawah normal (hipotermia) ditambah satu atau lebih dari respon dibawah ini :

  • Peningkatan detak jantung
  • Peningkatan laju pernafasan
  • Jumlah sel-sel darah putih yang tinggi atau rendah

Jika sepsis semakin berat, maka organ-organ mulai mengalami gangguan fungsi dan dapat terjadi penurunan tekanan darah. Syok septik terjadi ketika tekanan darah tetap rendah meskipun telah diberikan terapi yang intensif.

PENYEBAB

Sepsis terjadi ketika toksin yang dihasilkan oleh bakteri menyebabkan sel-sel tubuh mengeluarkan zat-zat yang memicu proses peradangan (sitokin). Meskipun sitokin membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi, tetapi efek ini juga dapat berbahaya, karena dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga terjadi penurunan tekanan darah, dan terbentuknya bekuan-bekuan darah pada pembuluh darah kecil. Efek-efek ini menimbulkan komplikasi lebih lanjut, seperti menurunnya aliran darah ke organ-organ vital (misalnya ginjal, jantung, dan otak) dan jantung harus mengkompensasinya dengan bekerja lebih keras. Pada akhirnya dapat terjadi kerusakan jaringan dan gangguan peredaran darah.

Risiko terjadinya sepsis meningkat pada orang-orang dengan penurunan kemampuan untuk melawan infeksi yang serius, misalnya pada :

  • bayi baru lahir
  • orang yang berusia di atas 35 tahun
  • wanita hamil
  • orang yang memiliki penyakit kronis, misalnya diabetes atau sirosis hati
  • orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat pemakaian obat-obat yang menekan sistem kekebalan, seperti kortikosteroid atau obat kemoterapi, atau akibat penyakit tertentu, seperti AIDS, kanker, dan gangguan sistem kekebalan lainnya

Risiko terjadinya sepsis juga meningkat pada orang-orang yang cenderung mengalami bakteremia, misalnya pada orang-orang yang menggunakan alat medis tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh, seperti kateter urin, infus, dan selang untuk pernafasan. Bakteri juga dapat terkumpul pada permukaan alat-alat tersebut, sehingga lebih mungkin untuk terjadi infeksi. Semakin lama alat tersebut digunakan, maka risiko akan semakin meningkat.

Kondisi-kondisi lainnya yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis :

  • Pemakaian obat-obat terlarang melalui suntikan. Obat-obat dan jarum yang dipakai jarang sekali bebas kuman (steril). Orang-orang yang menggunakan obat-obat terlarang ini juga berisiko untuk terkena AIDS yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Menggunakan katub jantung buatan atau sendi buatan, atau adanya kelainan pada katub jantung. Bakteri cenderung untuk tersangkut dan terakumulasi pada struktur ini. Bakteri dapat lepas ke aliran darah secara terus menerus atau secara periodik.
  • Memiliki infeksi yang menetap, meskipun telah diterapi dengan antibiotika.



Gejala


Kebanyakan penderita mengalami demam, tetapi beberapa mengalami penurunan suhu tubuh. Selain itu, penderita dapat menggigil kedinginan dan merasa lemah. Pernafasan, detak jantung, atau keduanya dapat meningkat. Gejala-gejala lainnya juga dapat terjadi tergantung dari jenis dan lokasi awal infeksi.

Jika sepsis memberat, maka terjadi penurunan kesiagaan mental dan kebingungan. Kulit menjadi hangat dan kemerahan. Detak jantung dan pernafasan menjadi cepat. Penderita menjadi lebih jarang berkemih dan jumlah air kencing yang dihasilkan semakin sedikit. Tekanan darah mengalami penurunan. Suhu tubuh seringkali turun dibawah normal dan penderita menjadi sulit untuk bernafas. Aliran darah berkurang dan dapat menyebabkan kematian jaringan tubuh, termasuk jaringan tubuh pada organ-organ vital.

Ketika terjadi syok septik, maka tekanan darah akan tetap rendah meskipun sudah mendapatkan terapi.



Diagnosa


Dugaan terjadinya sepsis didasarkan pada gejala-gejala yang ada. Untuk mengkonfirmasi diagnosa, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk melihat adanya bakteri di dalam darah (bakteremia), pemeriksaan untuk apakah terdapat infeksi lain yang mungkin menyebabkan sepsis, dan pemeriksaan darah yang menunjukkan jumlah sel darah putih yang abnormal.

Jika terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan metabolik (seperti urea nitrogen) dalam darah akan meningkat. Analisa gas darah dapat menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen. Pemeriksaan EKG jantung menunjukkan ketidakteraturan irama jantung, menunjukkan suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung.



Pengobatan


Sepsis dan syok septik harus segera diatasi dengan pemberian antibiotika, bahkan sebelum didapatkan hasil pemeriksaan untuk mengkonfirmasi diagnosa. Penundaan terapi akan sangat menurunkan kemungkinan untuk bertahan hidup. Orang-orang yang mengalami gejala syok septik harus segera dirawat di ruang perawatan intensif untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Jika terjadi syok septik, maka perlu diberikan cairan dalam jumlah besar melalui pembuluh darah untuk meningkatkan jumlah cairan pada aliran darah, sehingga tekanan darah dapat meningkat. Obat-obat tertentu, seperti dopamin atau norepinefrin, juga dapat diberikan untuk meningkatkan aliran darah ke otak, jantung, dan organ-organ lainnya. Jika diperlukan, maka ventilator mekanik dapat digunakan untuk membantu pernafasan.



Referensi


- Y, Lowell S. Sepsis and Septic Shock. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.

http://www.merckmanuals.com/home/infections/bacteremia_sepsis_and_septic_shock/

sepsis_and_septic_shock.html

Sepsis dan Syok Septik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment