Obat Alergi dan Sistem Imun dengan merk Claritin Sirup ini diproduksi oleh PT Mitra Jaya
INDIKASI
Untuk menyembuhkan gejala-gejala yang berkaitan dengan rinitis alergik, seperti bersin-bersin, pilek (rinorea) dan rasa gatal pada hidung, demikian juga rasa gatal dan terbakar pada mata. Juga diindikasikan untuk menyembuhkan gejala dan tanda-tanda urtikaria kronis serta penyakit-penyakit dermatologis alergik lainnya.
KONTRA INDIKASI
Pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas atau idiosinkrasi terhadap komponen-komponennya.
KETERANGAN
Komposisi:
Setiap 5 ml mengandung 5 mg micronized loratadine.
Uraian:
Loratadine merupakan suatu antihistamin trisiklik poten kerja-lama dengan aktivitas antagonistik selektif pada reseptor-H, periferal.
Dosis dan Aturan Pakai:
Anak-anak berumur 2 hingga 12 tahun:
Berat badan > 30 kg: 10 mg (dua sendok teh) sirup sekali sehari.
Berat badan <= 30 kg: 5 mg (satu sendok teh) sirup sekali sehari.
Peringatan dan Perhatian:
Pasien dengan gangguan fungsi hati berat harus diberikan dosis permulaan yang lebih rendah karena hal ini kemungkinan dapat mengurangi bersihan loratadine;dianjurkan dosis awal 5 mg sekali sehari atau 10 mg setiap 2 hari.
Keamanan dan khasiat CLARITIN pada anak-anak usia di bawah 2 tahun belum ditetapkan. Keamanan pemakaian CLARITIN selama kehamilan belum ditetapkan;oleh karena itu hanya diberikan bila potensi manfaatnya lebih besar dari potensial risikonya terhadap janin.
Karena obat ini diekskresikan dalam air susu, hati-hati apabila diberikan pada wanita yang sedang menyusui.
Bila diberikan bersama-sama dengan alkohol, loratadine tidak memiliki efek potensiasi seperti yang diukur dengan penelitian penampilan psikomotor.
Pernah dilaporkan peningkatan kadar loratadine dalam plasma setelah pemakaian bersama-sama dengan ketokonazol, erithromisin atau simetidin pada penelitian klinik terkendali, tetapi tidak ada perubahan klinis yang bermakna (termasuk elektrokardiografik). Obat lain yang diketahui menghambat metabolisme hati herus diberikan dengan hati-hati sampai studi interaksi definit dapat diselesaikan.
Pemberian antihistamin harus dihentikan kurang lebih 48 jam sebelum prosedur uji kulit karena kalau tidak obat-obat ini dapat mencegah atau mengurangi reaksi positif terhadap indikator reaktivitas dermal.
Informasi Kelebihan Dosis:
Somnolensi, takikardia dan sakit kepala pernah dilaporkan karena kelebihan dosis. Sekali minum 160 mg tidak menghasilkan efek-efek yang diinginkan. Pada situasi kelebihan dosis, pengobatan, yang harus segera dimulai, adalah simtomatis dan suportif.
Pengobatan:
Pasien harus diinduksi agar muntah, meskipun bila telah terjadi muntah secara spontan. Muntah yang diinduksi secara farmakologis dengan pemberian sirop ipeka adalah cara yang paling disukai. Namun demikian, jangan menginduksi muntah pada pasien dengan kesadaran yang terganggu. Kerja dari ipeka dipermudah dengan aktivitas fisik dan dengan pemberian 240 sampai 360 mililiter air. Bila tidak terjadi muntah dalam waktu 15 menit, pemberian ipeka harus diulangi lagi. Aspirasi harus diperhatikan, terutama pada anak-anak. Setelah muntah, absorpsi obat yang masih tertinggal dalam lambung dapat diusahakan dengan pemberian karbon aktif yang diberikan bersama dengan air. Bila tidak berhasil muntah atau dikontraindikasikan, harus dilakukan lavase lambung. Larutan salin fisiologis merupakan merupakan larutan lavase pilihan, terutama pada anak-anak. Pada orang dewasa, dapat digunakan air minum, namun sebanyak mungkin dari jumlah yang diberikan harus dibuang lagi sebelum instilasi berikutnya. Katartika salin menarik air ke dalam usus besar secara osmosa dan, oleh karena itu, mungkin berguna bagi kerjanya dalam mempercepat pengenceran isi usus. Loratadine tidak dihilangkan dengan hemodialisis dalam jumlah yang memadai. Setelah pengobatan darurat, pasien harus dipantau terus secara medis.
Efek Samping:
CLARITIN tidak memperlihatkan efek sedatif yang secara klinis bermakna pada pemberian dosis 10 mg per hari.
Efek sampingan yang paling sering dilaporkan rasa kecapaian, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, gangguan pencernaan seperti nausea, gastritis, dan juga gejala alergi yang menyerupai ruam.
Selama pemasaran CLARITIN tablet, pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia supraventikular walaupun jarang.
Demikian juga insiden efek samping yang berkaitan dengan sirop CLARITIN juga sebanding dengan plasebo. Pada uji klinis terkontrol pada pediatrik, insiden yang berkaitan dengan pengobatan sakit kepala, sedasi dan gelisah, peristiwa yang jarang dilaporkan, adalah serupa dengan pada plasebo.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Kemasan: Sirup
0 comments:
Post a Comment