Hives dan Angioedema

Hives dan Angioedema


Definisi


Hives, yang disebut juga urticaria, merupakan suatu gangguan pada kulit yang ditandai dengan adanya pembengkakan yang agak meninggi (wheals), pucat, dikelilingi oleh area kemerahan dengan batas yang tegas. Angioedema merupakan pembengkakan yang terjadi pada jaringan yang lebih luas di bawah kulit, kadangkala mengenai wajah dan tenggorokan. 

Angioedema. Sumber : www.netterimages.com

PENYEBAB

Hives dan angioedema bisa terjadi bersamaan dan bisa menjadi berat. Pemicu yang paling sering adalah obat-obatan, sengatan atau gigitan serangga, suntikan alergi (imunoterapi alergen), dan makanan tertentu-terutama telur, kerang, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Ada makanan tertentu yang dalam jumlah sedikit saja jika dimakan bisa tiba-tiba menimbulkan hives atau angioedema. Tetapi ada juga makanan lain (seperti stroberi) yang dapat menimbulkan reaksi ini hanya setelah dimakan dalam jumlah besar. Hives kadangkala diikuti oleh adanya infeksi virus seperti hepatitis, mononucleosis, dan campak jerman.

Hives atau angioedema bisa menjadi kronis, berulang lebih dari seminggu atau sebulan. Pada kebanyakan kasus tidak ada penyebab khusus yang teridentifikasi, kemungkinan karena adanya asupan bahan-bahan tertentu yang tidak disadari, misalnya pewarna makanan atau bahan pengawet. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti aspirin atau obat-obat anti-peradangan non-steroid lain (NSAID), bisa juga menyebabkan hives atau angioedema kronis. Angioedema kronis yang terjadi tanpa hives kemungkinan suatu angioedema menurun.




Gejala


Hives biasanya diawali dengan timbulnya rasa gatal pada kulit, kemudian terbentuk pembengkakan yang biasanya kecil (kurang dari ½ inci). Pembengkakan yang lebih besar (sampai 4 inci melintang) bisa tampak seperti cincin kemerahan dengan warna pucat di tengah. Biasanya, hives hilang dan timbul. Suatu bercak bisa menetap untuk beberapa jam, kemudian hilang, dan kemudian bercak lainnya bisa muncul di mana saja. Setelah hives hilang, kulit biasanya tampak benar-benar normal.

Angioedema bisa mempengaruhi sebagian atau seluruh tangan, kaki, kelopak mata, bibir, atau kelamin. Kadangkala pembengkakan mengenai selaput lapisan mulut, tenggorokan, dan saluran pernafasan, sehingga menimbulkan kesulitan untuk bernafas.



Diagnosa


Penyebab hives dan angioedema biasanya jelas. Pemeriksaan jarang diperlukan karena reaksi-reaksi ini biasanya menyembuh dan tidak berulang.

Pada anak-anak, adanya hives yang timbul secara tiba-tiba, hilang dengan cepat, dan tidak berulang, biasanya tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, karena biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Jika angioedema atau hives muncul secara berulang dan tanpa penyebab yang jelas, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.



Pengobatan


Biasanya, jika hives muncul secara tiba-tiba, hives akan cepat mereda dengan sendirinya tanpa pengobatan, bahkan kadangkala dalam hitungan menit. Jika penyebabnya jelas, maka penderita sebisa mungkin harus menghindari penyebab terjadinya hives dan angioedema. Tetapi jika penyebabnya tidak jelas, orang tersebut harus menghentikan penggunaan semua obat-obatan yang tidak penting sampai hives tersebut reda.

Untuk hives dan angioedema ringan, pemberian antihistamin dapat meringankan rasa gatal dan mengurangi pembengkakan. Kortikosteroid diberikan untuk reaksi yang berat, ketika semua pengobatan lainnya tidak efektif. Kortikosteroid diberikan sesingkat mungkin, karena pemberian kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya berbagai efek samping.

Pada sebagian penderita hives kronis, hives tersebut dapat hilang tanpa pengobatan dalam waktu sampai 2 tahun. Untuk beberapa orang dewasa, pemberian antidepresan doxepin, yang juga sebuah antihistamin kuat, dapat membantu meringankan hives kronis.

Jika angioedema berat mengakibatkan kesulitan menelan atau bernafas atau pingsan, maka perlu dilakukan tindakan penanganan darurat. Penderita perlu segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit, agar dapat diperiksa dan diobati. Pemberian epinephrine suntik dan antihistamin diperlukan segera setelah reaksi berat terjadi. 

Angioedema Herediter (yang diturunkan) : Bukan Suatu Alergi
Angioedema herediter menyerupai angioedema pada reaksi alergi. Meskipun begitu, penyebab keduanya berbeda. Angioedema herediter merupakan suatu kelainan genetik yang berhubungan dengan kekurangan atau gangguan fungsi inhibitor C1. Inhibitor C1 adalah bagian dari sistem komplemen pada sistem imunitas tumbuh. Akibat gangguan ini, adanya luka, infeksi virus, atau stress dapat memicu terjadinya pembengkakan (angioedema).

Kulit, jaringan di bawah kulit, atau selaput yang melapisi mulut, tenggorokan, saluran nafas, dan saluran pencernaan bisa mengalami pembengkakan. Biasanya, daerah yang mengalami pembengkakan akan terasa nyeri. Tidak terdapat hives. Selain itu, sering terjadi mual, muntah, dan kram, Pembengkakan saluran nafas dapat menyebabkan kesulitan untuk bernafas. Untuk menegakkan diagnosa penyakit ini dapat dilakukan pemeriksaan kadar inhibitor C1 atau aktivitas inhibitor C1 pada contoh darah.

Pemberian asam aminokaproat terkadang dapat mengurangi pembengkakan. Selain itu, epinefrin, antihistamin, dan kortikosteroid juga dapat diberikan, meskipun belum ada bukti bahwa obat-obat ini efektif untuk mengatasi angioedema herediter. Jika angioedema menyebabkan kesulitan bernafas, maka jalan nafas harus dibuka, misalnya dengan memasukkan pipa pernafasan pada saluran nafas.

Pengobatan tertentu dapat membantu mencegah serangan berikutnya. Misalnya, sebelum dilakukan tindakan operasi, penderita angioedema herediter dapat diberikan transfusi plasma segar untuk meningkatkan kadar inhibitor C1 di dalam darah. Untuk pencegahan jangka panjang, dapat diberikan anabolic steroid(androgen), misalnya stanozolol atau danazol, karena dapat menstimulasi tubuh untuk menghasilkan inbibitor C1 lebih banyak. Karena obat-obat ini dapat memiliki efek samping masculinisasi, dosis obat tersebut perlu diturunkan sesegera dan sebanyak mungkin jika obat-obatan ini diberikan kepada wanita.



Referensi


- Peter J Delves. Hives and Angioedema. 2008. http://www.merckmanuals.com/

home/immune_disorders/allergic_reactions/hives_and_angioedema.html

Hives dan Angioedema Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment