Definisi
Berbagai masalah (komplikasi) dapat terjadi pada persalinan, yaitu berupa :
- Ketuban Pecah Dini. Selaput ketuban yang pecah sebelum waktu bersalin disebut ketuban pecah dini. Setelah selaput ketuban pecah, kontraksi rahim biasanya mulai terjadi dalam waktu 12-48 jam pada usia kehamilan yang mendekati waktu persalinan, tetapi bisa juga terjadi dalam waktu 4 hari atau lebih jika selaput ketuban pecah pada usia kehamilan sebelum 34 minggu.
- Persalinan Prematur. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Persalinan Lewat Bulan. Kehamilan lewat waktu (disebut juga kehamilan postterm) adalah kehamilan yang mencapai usia kehamilan 42 minggu atau lebih.
- Hambatan dalam Persalinan. Setiap jam seharusnya terjadi pembukaan leher rahim (serviks) minimal selebar 1 cm dan kepala janin seharusnya turun ke dalam rongga panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka terjadi hambatan dalam persalinan. Salah satu penyebab yang mungkin adalah janin yang terlalu besar untuk melewati jalan lahir, sehingga mungkin perlu dilakukan persalinan dengan bantuan forseps atau operasi cesar.
Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tetap tidak maju, maka diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang kontraksi rahim yang lebih kuat. Tetapi, jika setelah diberikan oksitosin dan persalinan tetap tidak maju, maka perlu dilakukan operasi cesar.
- Gangguan Denyut Jantung Janin. Selama persalinan, denyut jantung janin dimonitor setiap 15 menit dengan stetoskop janin (fetoskop) atau dimonitor terus dengan pemantau denyut jantung elektronik. Pemantauan denyut jantung janin merupakan cara yang paling mudah untuk mengetahui adanya gawat janin.
Jika terdengar denyut jantung yang abnormal, maka perlu dilakukan tindakan korektif, seperti memberikan oksigen kepada ibu, menambah jumlah cairan infus dan meminta ibu untuk berbaring miring ke kiri. Jika tindakan tersebut tidak berhasil memperbaiki denyut jantung yang abnormal, maka dilakukan persalinan forseps atau operasi sesar.
- Kelainan Posisi Janin. Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah arah janin menghadap, sedangkan presentasi janin adalah bagian tubuh janin terendah yang akan keluar lebih dulu dari jalan lahir. Kombinasi yang paling sering ditemukan dan paling aman adalah janin menghadap ke punggung ibu dengan presentasi kepala, dimana leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan mungkin persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.
Sumber : http://www.merckmanuals.com
- Kehamilan Kembar. Kehamilan kembar bisa diketahui dari pemeriksaan USG atau dengan pemantau elektrik (dimana akan terdengar 2 denyut jantung janin yang berbeda). Kehamilan kembar menyebabkan rahim menjadi sangat teregang dan cenderung unuk mulai berkontraksi sebelum kehamilan mencapai usia yang matang. Akibatnya bayi kembar sering dilahirkan secara prematur dan kecil.
Posisi dan presentasi janin di dalam rahim bisa berlainan, sehingga persalinan bisa menjadi sulit. Kontraksi rahim setelah lahirnya bayi pertama cenderung menyebabkan terlepasnya plasenta dari bayi kedua. Akibatnya, bayi kedua cenderung mengalami masalah selama persalinan dan memiliki resiko mengalami kelainan dan kematian yang lebih tinggi.
Sumber : http://www.chop.edu
Kadang setelah persalinan, rahim yang terlalu teregang tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga ibu juga bisa mengalami perdarahan.
- Distosia Bahu. Distosia bahu adalah suatu komplikasi yang jarang terjadi, dimana pada presentasi kepala, salah satu bahu bayi tersangkut pada tulang kemaluan dan tertahan di dalam jalan lahir. Untuk itu, berbagai tindakan segera dilakukan untuk membebaskan bahu sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan tersebut gagal, kadang bayi bisa didorong masuk kembali dan dilahirkan melalui operasi cesar.
- Prolaps Korda Umbilikalis. Prolaps korda umbilikalis adalah suatu keadaan dimana korda umbilikalis (tali pusar) keluar mendahului bayi dari jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi terhenti. Prolaps korda umbilikalis bisa terjadi secara nyata atau tersembunyi.
Pada prolaps yang nyata, selaput ketuban telah pecah dan tali pusar menonjol ke dalam vagina sebelum bayi turun ke jalan lahir. Prolaps yang nyata biasanya terjadi jika bayi berada dalam letak bokong (tetapi bisa juga terjadi pada letak kepala), terutama jika selaput telah pecah sebelum waktunya atau jika janin belum turun ke panggul ibu. Untuk mencegah terjadinya cedera pada janin akibat terhentinya aliran darah ke janin, maka harus segera dilakukan persalinan, biasanya melalui operasi cesar.
Pada prolaps tersembunyi, selaput ketuban tetap utuh dan tali pusar berada di depan janin atau terperangkap di depan bahu janin. Biasanya keadaan ini diketahui melalui denyut jantung janin yang abnormal. Prolaps tersembunyi bisa diatasi dengan cara mengubah posisi ibu atau mengangkat kepala janin untuk menghilangkan tekanan pada tali pusar. Kadang perlu dilakukan operasi cesar.
- Emboli Cairan Ketuban. Emboli air ketuban terjadi ketika cairan ketuban masuk ke dalam aliran darah ibu, biasanya terjadi saat persalinan yang sulit. Emboli adalah suatu massa dari bahan asing yang terdapat di dalam pembuluh darah. Meskipun sangat jarang terjadi, emboli bisa terbentuk dari cairan ketuban. Emboli ini dapat sampai ke paru-paru ibu dan menyumbat arteri, yang disebut emboli pulmoner. Emboli pulmoner bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat, irama jantung tidak teratur, kolaps, syok atau bahkan henti jantung dan kematian.
- Perdarahan Pasca Persalinan. Perdarahan hebat dari rahim setelah persalinan merupakan masalah yang serius. Ketika plasenta lepas dari rahim, pembuluh darah rahim terbuka. Kontraksi rahim membantu menutupnya pembuluh darah ini sampai mereka mengalami pemulihan lengkap. Namun, jika setelah proses persalinan rahim tidak berkontraksi atau jika terdapat bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim, maka rahim menjadi tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga darah yang hilang menjadi lebih banyak. Robekan pada vagina atau serviks juga bisa menyebabkan perdarahan yang hebat.
PROSEDUR
Jika selama proses persalinan terjadi komplikasi, maka dapat dilakukan berbagai tindakan seperti induksi persalinan, persalinan dengan bantuan forsep atau ekstraktor vakum, bahkan operasi cesar.
- Induksi Persalinan, yaitu tindakan untuk memulai persalinan secara buatan. Biasanya induksi persalinan hanya dilakukan jika ibu ataupun bayinya memiliki masalah medis tertentu, misalnya tekanan darah tinggi dengan adanya protein pada air kemih (pre-eklampsia) pada ibu hamil atau adanya tanda-tanda bahwa kondisi janin tidak baik. Untuk menentukan kematangan janin secara akurat, sebelum dilakukan induksi, bisa dilakukan amniosintesis.
Induksi persalinan biasanya menggunakan oksitosin, yaitu suatu hormon yang menyebabkan kontraksi rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat. Hormon ini diberikan melalui infus sehingga jumlah obat yang diberikan dapat tentukan secara pasti. Selama induksi berlangsung, denyut jantung janin dipantau secara ketat dengan menggunakan alat pemantau elektrik. Jika induksi tidak menyebabkan kemajuan dalam persalinan, maka perlu dilakukan operasi cesar.
Pada augmentasi persalinan, oksitosin diberikan agar kontraksi rahim bisa efektif mendorong janin melewati jalan lahir. Tetapi jika persalinan masih dalam fase inisial (dimana serviks belum terlalu membuka dan kontraksi masih tidak teratur), lebih baik augmentasi ditunda dengan membiarkan ibu beristirahat dan berjalan-jalan.
Kadang terjadi kontraksi rahim yang terlalu kuat, terlalu sering atau keduanya. Keadaan ini disebut kontraksi disfungsional hipertonik dan sulit untuk dikendalikan. Jika hal ini terjadi akibat pemakaian oksitosin, maka pemberian oksitosin segera dihentikan. Diberikan obat pereda nyeri atau terbutalin maupun ritodrin untuk membantu menghentikan maupun memperlambat kontraksi.
Forseps & Ekstraktor Vakum
Forseps adalah alat yang terbuat dari besi dan berbentuk seperti sendok besar dengan bagian tepi yang bulat dan pas untuk mengelilingi kepala janin. Forsep diletakkan hati-hati pada kepala bayi dan disatukan pada bagian pegangannya. Ekstraktor Vakum terdiri dari mangkuk kecil yang terbuat dari bahan seperti karet yang terhubung dengan sebuah vakum. Alat ini dimasukkan ke vagina dan dilekatkan ke kepala janin dengan menggunakan hisapan vakum. Saat rahim berkontraksi dan ibu mengedan, dokter atau bidan akan menarik dengan perlahan untuk membantu melahirkan bayi.
Ekstraksi vakum atau forseps perlu digunakan jika janin berada dalam keadaan gawat dan harus segera dilahirkan, jika persalinan berlangsung lama, atau jika ibu tidak dapat mengedan secara adekuat.
Operasi Cesar
Operasi cesar adalah operasi untuk melahirkan/mengeluarkan bayi dari rahim ibu dengan cara membuat sayatan pada perut dan rahim ibu.
Sayatan bisa dibuat di rahim bagian atas (insisi klasik) atau di rahim bagian bawah (insisi segmen bawah). Insisi klasik hanya digunakan jika plasenta berada dalam posisi yang abnormal (plasenta previa) atau jika janin berada dalam posisi horisontal. Dengan insisi klasik, perdarahan yang terjadi lebih banyak karena rahim bagian atas lebih banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan yang terbentuk lebih lemah sehingga berisiko terbuka pada kehamilan berikutnya. Insisi segmen bawah bisa dibuat secara horisontal maupun vertikal, kebanyakan dibuat secara horisontal. Insisi vertikal biasanya dibuat jika janin berada dalam posisi yang abnormal.
Gejala
Diagnosa
Pengobatan
Referensi
- M, Julie S. Labor and Timing Problems. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
delivery/labor_and_timing_problems.html
- M, Julie S. Abnormal Position and Presentation of The Fetus. Merck Manual. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
delivery/abnormal_position_and_presentation_of_the_fetus.html
- M, Julie S. Shoulder Dystocia. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
delivery/shoulder_dystocia.html
- M, Julie S. Multiple Births. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
- M, Julie S. Prolapsed Umbilical Cord. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
delivery/prolapsed_umbilical_cord.html
- M, Julie S. Induction of Labor. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
delivery/induction_of_labor.html
- M, Julie S. Operative Vaginal Delivery. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
delivery/operative_vaginal_delivery.html
- M, Julie S. Cesarean Delivery. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/complications_of_labor_and_
0 comments:
Post a Comment