Definisi
Saat kita menggerakan tubuh, otot-otot tubuh kita akan mengalami kontraksi dan relaksasi. Semua otot yang dapat kita kendalikan yaitu otot-otot skeletal dapat mengalami kram. Kram terjadi ketika otot tersebut berkontraksi dengan kuat dan menetap tanpa kita kendalikan (involunter). Kram sering terjadi pada otot tungkai bawah, terutama pada betis. Spasme dan kram juga dapat terjadi pada otot-otot involunter, misalnya pada dinding pembuluh darah, saluran pencernaan, dan lain-lain.
PENYEBABKram disebabkan karena adanya eksitasi berlebihan saraf-saraf yang menstimulasi otot. Hal ini dapat terjadi akibat adanya cedera saraf dan atau otot, dehidrasi, kadar kalsium, magnesium, atau kalium yang rendah, atau akibat pemakaian obat-obat tertentu, misalnya furosemide, neostigmine, nifedipine, terbutaline, dan atorvastatin. Kekurangan vitamin, seperti tiamin (Vitamin B1), asampantotenat (Vitamin B5), dan piridoksin (Vitamin B6) juga dapat menyebabkan kram.
Kram biasa terjadi pada seseorang yang sehat, terutama setelah melakukan aktivitas yang berat. Beberapa orang lainnya mengalami kram pada tungkainya ketika sedang tidur malam.
Rasa nyeri yang timbul saat kram disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk pada bagian tubuh yang mengalami kram, misalnya pada kaki, dan bertambah parah jika digerakkan.
Sumber : http://www.wristassuredgloves.com
Gejala
Kram paling sering terjadi pada otot betis atau kaki. Kram menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan keras pada bagian yang terkena. Kram yang mengenai otot tangan menyebabkan seseorang sulit untuk menulis atau memegang sesuatu. Kram pada betis atau kaki menyebabkan seseorang sulit untuk berjalan.
Sumber : http://www.eorthopod.com
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Pada pemeriksaan akan ditanyakan lokasi, intensitas, dan frekuensi terjadinya kram, serta dilihat bagaimana kekuatan otot dan fungsi saraf. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk menilai enzim otot, misalnya CPK, LDH, ALT, dan AST. Selain itu, pemeriksaan darah juga dapat digunakan untuk melihat kadar kalsium, kalium, dan magnesium.
Pengobatan
Kram biasanya tidak berbahaya dan tidak perlu diobati. Penanganan primer kram adalah relaksasi otot yang terkena, misalnya dengan pemijatan dan kompres hangat. Penanganan lainnya ditujuan pada penyebabnya, misalnya dehidrasi, kekurangan elektrolit, dan sebagainya. Sebagian besar kram dapat dihentikan jika otot yang terkena dapat diregangkan. Pemberian obat relaksan otot, seperti cyclobenzaprine, atau baclofen juga dapat membantu untuk relaksasi otot yang mengalami kram.
Kram bisa dicegah dengan menghindari olah raga setelah makan dan meregangkan otot-otot sebelum berolah raga dan sebelum tidur. Selain itu, menjaga hidrasi tubuh yang baik juga penting sebelum, selama, dan sesudah aktivitas fisik.
Referensi
- William C. Shiel. Muscle Cramps. 2009. http://www.emedicinehealth.com/
muscle_cramps/article_em.htm#muscle_cramps_overview
0 comments:
Post a Comment