Definisi
Atelektasis (Atelectasis) adalah suatu keadaan dimana seluruh atau sebagian paru menjadi tidak terisi udara dan mengkerut (kollaps).
PENYEBABPenyebab utama terjadinya atelektasis adalah sumbatan pada salah satu bronkus. Bronkus adalah 2 cabang utama dari trakea yang langsung menuju ke paru-paru. Selain itu, sumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil.
Sumbatan pada saluran nafas bisa disebabkan oleh :
- Sesuatu yang terdapat di dalam saluran nafas, misalnya akumulasi lendir, tumor, bekuan darah, atau benda asing (seperti koin, sepotong makanan, atau mainan). Jalan nafas juga bisa tersumbat jika mengalami penyempitan, misalnya akibat infeksi kronis.
- Sesuatu yang menekan saluran nafas dari luar, misalnya tumor atau kelenjar getah bening yang membesar. Selain itu, sumbatan dari luar juga bisa terjadi jika rongga pleura terisi oleh sejumlah besar udara (pneumothorax) atau cairan (efusi pleura)
Saat bronkus atau saluran nafas yang lebih kecil (bronkiolus) tersumbat, udara di dalam alveolus, di bawah daerah yang tersumbat, diserap ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan alveolus mengkerut dan kollaps. Daerah paru yang kollaps bisa terinfeksi oleh bakteri. Jika atelektasis menetap selama beberapa bulan, maka paru-paru mungkin sulit untuk mengembang kembali.
Setiap keadaan yang membuat seseorang tidak dapat bernafas dalam atau menekan kemampuan seseorang untuk batuk bisa menyebabkan atau berkontribusi untuk terjadinya atelektasis, misalnya :
- Obat penenang atau opioid dosis besar
- Pembiusan
- Pembedahan dada atau perut. Selain karena efek bius yang didapat, penderita juga tidak dapat bernafas dalam akibat rasa nyeri pasca bedah, sehingga penderita hanya dapat bernafas dangkal.
- Nyeri dada atau perut akibat penyebab yang lain (misalnya cedera atau pneumonia), juga membuat seseorang nyeri untuk bernafas dalam.
- Kondisi neurologis tertentu, imobilitas, kelainan bentuk dada, dan pembesaran abdomen (perut) menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada, sehingga penderita tidak dapat bernafas dalam
- Tirah baring yang lama dengan sedikit perubahan posisi
- Penderita yang sangat gemuk atau obese
Gejala
Atelektasis itu sendiri tidak menimbulkan gejala, kecuali terkadang sesak nafas. Timbulnya sesak nafas dan keparahannya tergantung dari seberapa cepat atelektasis terjadi dan seberapa luas paru-paru yang terkena. Jika atelektesis hanya mengenai sejumlah kecil alveolus atau terjadi secara perlahan, maka gejala yang muncul mungkin bersifat ringan atau bahkan tidak dirasakan. Tetapi, jika atelektasis mengenai alveolus dalam jumlah besar, terutama jika atelektasis terjadi dengan cepat, maka penderita bisa merasa sangat sesak.
Gejala-gejala lain yang dapat terjadi :
- detak jantung yang cepat
- pernafasan yang cepat dan dangkal
- penderita tampak membiru (sianosis), akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah
- batuk
- demam ringan
Gejala-gejala yang muncul juga bisa menggambarkan gangguan yang menyebabkan terjadinya atelektasis, misalnya nyeri dada akibat cedera, atau gangguan yang terjadi akibat atelektasis (misalnya nyeri dada saat bernafas dalam akibat pneumonia).
Diagnosa
Dugaan adanya atelektasis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik. Diagnosa bisa dipastikan dengan melakukan pemeriksaan foto sinar-x dada. Terkadang bisa dilakukan CT scan dada, bronkoskopi, atau keduanya untuk menemukan penyebabnya.
Sumber : http://www.radiologyschools.com
Pengobatan
Penanganan atelektasis adalah membuat penderita bisa bernafas dalam, menghilangkan sumbatan pada saluran nafas, atau keduanya.
Terapi diberikan berdasarkan penyebabnya. Atelektasis pada daerah kecil paru-paru bisa menghilang dengan sendirinya tanpa terapi. Tetapi jika terdapat sumbatan, maka perlu dilakukan penanganan untuk mengatasinya, misalnya :
- membersihkan jalan nafas penderita dengan alat penghisap khusus (suction)
- bronkoskopi
- pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, atau terapi laser untuk mengatasi tumor
- obat mukolitik, untuk mengencerkan lendir yang menyumbat saluran nafas
Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun kerusakan lainnya.
Selain itu, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan kembali paru-paru yang kollaps, antara lain dengan :
- batuk
- menepuk-nepuk dada pada daerah yang kollaps untuk melepaskan lendir di dalam saluran nafas
- berbaring pada sisi paru-paru yang sehat, sehingga paru-paru yang terkena bisa kembali mengembang
- latihan bernafas dalam (spirometri insentif)
- memposisikan tubuh dengan kepala lebih rendah dari dada, sehingga lendir bisa keluar dari paru-paru dengan lebih baik (drainase postural)
Pada beberapa kasus diperlukan obat-obatan, misalnya :
- obat untuk melebarkan saluran nafas (bronkodilator)
- obat untuk membantu mengencerkan lendir di dalam saluran nafas, dan membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan
- antibiotik, untuk mengatasi adanya infeksi
Oksigen bisa diberikan untuk membantu mengatasi sesak nafas yang dialami oleh penderita. Alat bantu nafas, seperti CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator, bisa diberikan untuk kasus tertentu.
Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, sehingga menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu diangkat.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya atelektasis :
Referensi
- C, Basak. Atelectasis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
http://www.merckmanuals.com/home/lung_and_airway_disorders/
bronchiectasis_and_atelectasis/atelectasis.html
- D, David C. Atelectasis. Medline Plus. 2012.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000065.htm
- Mayo Clinic. Atelectasis. 2012. http://www.mayoclinic.com/health/atelectasis/DS01170
0 comments:
Post a Comment