Kelainan Mata Bawaan - Katarak Kongenital

Kelainan Mata Bawaan - Katarak Kongenital


Definisi


Katarak kongenital merupakan suatu kekeruhan pada lensa mata yang sudah ada sejak lahir atau segera setelah lahir, tanpa adanya rasa nyeri.

PENYEBAB

Katarak kongenital jarang terjadi. Pada sebagian besar pasien, tidak ada penyebab yang dapat ditemukan.

Katarak kongenital bisa bersifat diturunkan (karena kelainan kromosom atau genetik multipel), berhubungan dengan gangguan metabolisme (misalnya galaktosemia), atau disebabkan oleh infeksi yang didapat saat berada dalam kandungan (misalnya rubella) atau akibat penyakit lain yang dimiliki ibu saat hamil.

Katarak kongenital seringkali terjadi sebagai bagian dari kelainan bawaan berikut ini :

  • sindroma chondrodysplasia
  • rubella kongenital
  • sindroma Conradi
  • sindroma Down (trisomi 21)
  • sindroma dysplasia ektodermal
  • katarak kongenital familial
  • galaktosemia
  • sindroma Hallerman-Streiff
  • sindroma Lowe
  • sindroma Marinesco-Sjogren
  • sindroma Pierre-Robin
  • trisomi 13



Gejala


Katarak kongenital biasanya terlihat berbeda dari bentuk katarak lainnya.

Gejala-gejala katarak kongenital berupa :

  • Adanya kekeruhan (berwarna abu-abu atau putih) pada pupil mata, yang normalnya berwarna hitam
  • Bayi tidak tampak bisa melihat (jika katarak mengenai kedua mata). Bayi tidak menunjukkan adanya kesadaran visual terhadap lingkungan di sekitarnya.
  • Tidak ada cahaya "mata merah" dari pupil saat difoto, atau berbeda antara kedua mata
  • Kadang terdapat gerakan mata yang cepat dan tidak biasa (nystagmus)


Diagnosa


Katarak bisa hanya mengenai salah satu mata atau kedua mata. Kelainan ini mungkin tidak disadari saat bayi dilahirkan, kecuali jika dilakukan pemeriksaan mata lengkap setelah bayi dilahirkan. Seperti katarak lainnya, kekeruhan pada lensa mata bisa mengganggu penglihatan.

Untuk mendiagnosa katarak kongenital pada bayi, maka harus dilakukan pemeriksaan mata lengkap oleh dokter spesialis mata. Bayi juga mungkin perlu diperiksa oleh dokter spesialis anak yang berpengalaman dalam mengobati kelainan bawaan. Pemeriksaan darah atau foto sinar-X juga mungkin diperlukan.



Pengobatan


Katarak harus diatasi sesegera mungkin agar fungsi penglihatan bisa berkembang secara normal. Jika diperlukan, katarak dapat diangkat melalui pembedahan, yaitu dengan membuat sayatan kecil pada mata. Pada banyak anak, lensa implan plastik atau silikon (lensa intraokular) bisa dimasukkan untuk mengganti lensa mata yang mengalami katarak. Setelah tindakan pengangkatan, anak bisa diberikan kacamata, lensa kontak, atau keduanya untuk memperbaiki penglihatan.

Setelah katarak diangkat dari salah satu mata, maka kualitas gambar pada mata yang ditangani masih lebih buruk dibandingkan mata yang lain (mata yang lain dianggap normal). Karena penglihatan yang dipilih adalah yang penglihatan dari mata yang lebih baik, maka otak akan menekan penglihatan yang memiliki kualitas lebih buruk, sehingga bisa terjadi amblyopia. Jika penglihatan mata yang diobati tidak dapat dikoreksi dengan baik, maka seringkali mata yang normal dibuat menjadi tidak berfungsi dengan memasang penutup mata. Cara ini membantu mata yang diobati untuk mendapatkan penglihatan yang normal.

Setelah katarak diambil dari kedua mata, anak yang memiliki kualitas penglihatan yang hampir sama pada kedua mata lebih sering mendapatkan penglihatan yang seimbang pada kedua mata.

Jika penyebabnya diketahui, maka dilakukan pengobatan terhadap penyebab terjadinya katarak kongenital.

PENCEGAHAN

Jika terdapat riwayat keluarga dengan kelainan bawaan yang mungkin bisa menyebabkan katarak kongenital, maka sebaiknya perlu dilakukan konseling genetik.



Referensi


- F, Christopher. H, Wendy W. Congenital Cataract. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.

http://www.merckmanuals.com/home/childrens_health_issues/eye_disorders_in_children

/congenital_cataract.html

- V, Linda J. Congenital Cataract. Medline Plus. 2011.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001615.htm

Kelainan Mata Bawaan - Katarak Kongenital Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hari Media Sosial

0 comments:

Post a Comment