Definisi
Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke suatu daerah di otak dan merusaknya.
Sumber : http://news.legalexaminer.com
PENYEBABPada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak.
Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya juga bisa tersumbat karena bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung, penderita kelainan katup jantung, atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Selain itu, obat-obatan, seperti kokain dan amfetamin, juga bisa menyempitkan pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, dan bisa menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendah yang terjadi sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi misalnya pada seseorang yang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Sumber : http://ctrnd.med.ufl.edu
Gejala
Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke).
Stroke bisa bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi beberapa perbaikan.
Gejala yang terjadi tergantung pada daerah otak yang terkena:
- Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
- Penglihatan ganda
- Pusing
- Bicara tidak jelas (pelo)
- Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
- Pergerakan yang tidak biasa
- Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
- Ketidakseimbangan dan terjatuh
- Pingsan
Stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa merusak jaringan otak lebih jauh dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas. Kelainan neurologis yang lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma ataustupor dan sifatnya menetap.
Diagnosa
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik membantu menentukan lokasi kerusakan otak.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Terkadang juga dilakukan angiografi.
Pengobatan
Penderita harus segera dibawa ke dokter untuk ditangani. Biasanya akan diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan.
Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin, warfarin, enoxaparin, fondaparinux). Tetapi, obat-obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke. Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan pada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepda penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah resiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Diberikan anti platelet untuk mengurangi jumlah perlekatan trombosit sehingga mengurangi jumlah emboli. Yang termasuk anti platelet antara lain Aspirin, Clopidogrel, Ticlopidine, Cilostazole, Abciximab, Tirofiban, Dipyridamole, Terutroban.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (misalnya streptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke. Untuk itu perlu segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan bahwa penyebabnya adalah bekuan darah dan bukan perdarahan, yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati, maka perbaikan aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Tetapi pada stroke ringan atau transient ischemic attack, perbaikan aliran darah, misalnya dengan pengangkatan sumbatan, bisa mengurangi resiko terjadinya stroke di masa yang akan datang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan alat bantu nafas (respirator) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat.
Diberikan perhatian khusus pada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan). Kelainan yang menyertai stroke (misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru) harus diobati. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
REHABILITASI
Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Bagian otak lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh bagian otak yang mengalami kerusakan.
Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama), serta latihan berjalan dan berbicara.
PROGNOSIS
Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal.
Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Mereka bisa berpikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas.
Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.
Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.
Mengetahui faktor-faktor risiko Anda dan mengadopsi gaya hidup sehat merupakan langkah terbaik yang dapat Anda ambil untuk mencegah stroke. Secara umum, gaya hidup sehat berarti Anda:
- Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko stroke adalah dengan menjaga tekanan darah terkendali. Jika anda pernah mengalami stroke, menurunkan tekanan darah anda dapat membantu mencegah serangan ulang selanjutnya. Berolahraga, mengelola stres, menjaga berat badan yang sehat, dan membatasi asupan natrium dan alkohol adalah cara-cara untuk menjaga tekanan darah. Selain rekomendasi untuk perubahan gaya hidup, dokter mungkin memberikan obat untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti :
- Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor antara lain ; Quinapril, Captopril, Lisinopril, Enalapril, Imidapril, Ramipril, Trandolapril
- Antagonis Kalsium antara lain : Amlodipine, Felodipine, Lercanidipine, Nicardipine, Nifedipine, Nilvadipine, Nimodipine, Verapamil, Diltiazem
- Diuretikum antara lain
- Kerja cepat, misalnya Furosemide,Torasemide, Hydrochlorothiazide
- Hemat kalium, misalnya Amiloride, Spironolactone
- Kerja cepat, misalnya Furosemide,Torasemide, Hydrochlorothiazide
- Beta Bloker antara lain : Bisoprolol fumarate, Carvedilol, Propranolol HCl, Atenolol, Metoprolol, Carteolol, Oxprenolol
- Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor antara lain ; Quinapril, Captopril, Lisinopril, Enalapril, Imidapril, Ramipril, Trandolapril
- Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Dengan makan makanan rendah kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh, dapat mengurangi plak di arteri Anda. Jika Anda tidak dapat mengendalikan kolesterol melalui perubahan pola makan, dokter mungkin akan meresepkan obat penurun kolesterol.
- Jangan merokok. Berhenti merokok mengurangi risiko stroke. Setelah beberapa tahun berhenti merokok, seorang mantan perokok memiliki risiko terjadinya stroke stroke yang lebih rendah, yaitu menjadi sama dengan bukan perokok.
- Kontrol diabetes. Anda dapat mengelola diabetes dengan diet, olahraga, pengendalian berat badan dan pengobatan. Kontrol ketat gula darah Anda dapat mengurangi kerusakan otak Anda jika Anda mengalami stroke.
- Menjaga berat badan yang sehat. Kelebihan berat badan memberikan kontribusi pada adanya faktor-faktor risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes.
- Berolahragalah secara teratur. Latihan aerobik akan mengurangi risiko stroke. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol HDL, dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan jantung. Hal ini juga membantu Anda menurunkan berat badan, mengendalikan diabetes dan mengurangi stres. Olah raga dilakukan secara rutin - seperti berjalan kaki, joging, berenang atau bersepeda.
- Kelola stres. Stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Juga dapat meningkatkan kecenderungan untuk pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik. Sederhanakan hidup Anda, olahraga dan menggunakan teknik relaksasi. Lakukan semua pendekatan untuk mengurangi stres.
- Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Alkohol dapat menjadi faktor risiko dan juga pencegah stroke. Minum alkohol yang berlebihan meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan stroke iskemik dan perdarahan.
- Jangan gunakan obat-obatan terlarang. Banyak jalan obat, seperti kokain dan kokain, yang menjadi faktor risiko untuk TIA atau stroke.
Ikuti pola makan yang sehat
Sebuah diet sehat untuk otak harus mencakup:
- Lima atau lebih porsi harian buah dan sayuran, yang mengandung zat gizi seperti kalium, folat dan antioksidan yang dapat melindungi Anda terhadap stroke.
- Makanan kaya serat larut, seperti havermut dan kacang-kacangan.
- Makanan kaya akan kalsium, mineral yang ditemukan untuk mengurangi risiko stroke.
- Produk kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai, yang dapat mengurangi low-density lipoprotein (LDL) kolesterol dan meningkatkan kadar kolesterol HDL Anda.
- Makanan kaya omega-3 asam lemak, termasuk ikan air dingin, seperti salmon, makarel dan tuna.
Apa Yang Perlu Dilakukan |
Setelah terkena stroke, orang tua memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah, seperti luka akibat tekanan, pneumonia, pemendekan otot permanen (kontraktur) yang membatasi gerakan, dan depresi. Orang tua juga lebih sering memiliki gangguan-gangguan yang dapat membatasi pengobatan stroke, misalnya tekanan darah tinggi atau perdarahan saluran cerna yang yang mencegah mereka menggunakan obat-obat antikoagulan untuk mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah. Beberapa tindakan, seperti endarterectomy, lebih sering terjadi komplikasi pada orang tua. Meskipun begitu, keputusan pemberian terapi harus didasarkan pada kesehatan orang tersebut dibandingkan dengan usia itu sendiri. Beberapa gangguan sering terjadi pada orang tua sehingga dapat mengganggu pemulihan setelah stroke, seperti :
Pemulihan yang baik dapat diusahakan jika orang tua tersebut memiliki anggota keluarga atau seseorang yang dapat menolong, adanya lingkungan tempat tinggal dengan fasilitas yang mendunkung (misalnya tinggal di rumah yang tidak bertingkat), dan adanya biaya untuk rehabilitasi. Pemulihan pasca stroke bergantung dari berbagai faktor, seperti faktor medis, sosial, finansial, dan gaya hidup. Untuk itu perlu dibuat sebuat tim (meliputi keluarga, perawat, psikologis, tenaga sosial, dan dokter) yang dapat membantu penanganan pasca stroke. |
Referensi
- Elias A Giraldo. Hemorrhagic Stroke. 2007. http://www.merckmanuals.com/home/
brain_spinal_cord_and_nerve_disorders/stroke_cva/hemorrhagic_stroke.html
0 comments:
Post a Comment