Definisi
Tetanus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Toksin ini menyebabkan otot-otot tubuh menjadi kaku dan berkontraksi dengan sendirinya (spasme).
Tetanus disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang.
Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.
Penyebab tetanus adalah bakteri an-aerob Clostridium tetani. Clostridium tetani terdapat pada tanah dan kotoran (feces) binatang. Bakteri tetanus bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terkontaminasi tanah atau feces (terutama jika luka tidak dibersihkan dengan baik) dan luka tusuk akibat jarum yang tidak steril, misalnya pada pemakai obat-obat suntik terlarang atau tatto. Terkadang cedera yang dialami cukup kecil, sehingga penderita tidak pergi ke dokter. Cedera yang meliputi jaringan kulit yang mati, misalnya gangren, luka bakar, luka karena dingin (frostbite), lebih cenderung untuk menyebabkan terjadinya tetanus. Ketika tidak terdapat oksigen pada jaringan yang mati, spora tetanus bertambah banyak dan menghasilkan toksin yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan hambatan dalam hantaran saraf sehingga terjadi kekakuan pada tubuh.
Adakalanya tetanus terjadi ketika rahim mengalami kerusakan akibat melahirkan atau aborsi. Pada negara-negara berkembang, tetanus dapat terjadi pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum), akibat adanya kontaminasi tanah ke pusar bayi.
Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.
Gejala
Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.
Biasanya tidak terjadi demam. Otot-otot berkontraksi dengan sendirinya (spasme) dan menjadi kaku. Spasme biasanya dimulai di rahang, menyebabkan mulut menjadi sulit dibuka (trismus), dan juga pada tenggorokan, menyebabkan kesulitan untuk menelan. Kemudian diikuti oleh kekakuan pada leher, bahu, wajah, perut, serta anggota gerak. Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat.
Otot-otot punggung berkontraksi, sehingga punggung menjadi melengkung. Spasme dari otot-otot sfingter menyebabkan penderita menjadi sulit untuk buang air besar dan juga berkemih. Penderita dapat mengalami peningkatan detak jantung, keringat yang berlebihan, dan demam tinggi. Gangguan-gangguan yang ringan, misalnya suara berisik atau goncangan, dapat memicu spasme otot di seluruh tubuh, yang terasa nyeri. Pada kasus yang jarang, spasme otot bisa hanya terbatas pada kelompok otot di dekat luka. Bahkan pada kasus yang berat, penderita tetap sadar penuh.
Sumber : http://textbookofbacteriology.net
Selama terjadi kejang di seluruh tubuh, penderita tidak dapat berbicara karena spasme pada otot-otot dada dan tenggorokan. Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan pernafasan sehingga penderita dapat terjadi kekurangan oksigen.
Diagnosa
Diduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan atau spasme otot (terutama pada otot rahang dan punggung), khususnya pada seseorang yang memiliki luka.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.
Pengobatan
Penderita tetanus perlu dirawat di ruang perawatan intensif di rumah sakit. Ruangan harus dijaga tetap tenang untuk mencegah terjadinya gangguan yang dapat memicu terjadinya spasme otot.
Luka yang ada dibersihkan dengan baik, dan jaringan yang mati atau benda asing diangkat. Antibiotik, biasanya metronidazole, diberikan melalui pembuluh darah untuk membunuh bakteri dan menghentikan toksin yang diproduksi. Namun, antibiotik tidak memiliki efek pada toksin yang sudah diproduksi. Untuk menetralisir toksin yang sudah ada, diberikan immunoglobulin tetanus. Vaksin tetanus diberikan, kecuali diketahui penderita telah memiliki riwayat vaksinasi yang baik.
Sedatif, misalnya diazepam, dapat diberikan untuk mengendalikan spasme otot yang terjadi, merelaksasi otot yang kaku, serta meredakan nyeri dan kecemasan pada penderita.
Jika kekakuan otot sampai mengganggu pernafasan, maka dapat dibuat lubang untuk saluran nafas di leher (tracheostomy). Terkadang juga diperlukan alat bantu pernafasan (ventilator). Jika penderita mengalami kesulitan untuk menelan, maka nutrisi dan cairan diberikan melalui pembuluh darah (intravena), atau melalui selang yang dipasang lewat hidung ke lambung. Untuk membuang kotoran, dapat dipasang kateter.
Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.
Setelah sembuh, penderita perlu diberikan vaksinasi lengkap untuk mencegah terkena tetanus di masa yang akan datang karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.
PROGNOSIS
Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.
Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka prognosisnya buruk.
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Vaksinasi saat masa kanak-kanak dan vaksin ulangan setiap 10 tahun saat dewasa dapat mencegah terjadinya tetanus. Untuk itu, infeksi biasanya terjadi pada orang-orang yang tidak mendapatkan vaksinasi tetanus atau tidak mendapatkan vaksinasi ulang (booster).
Sumber : http://www.ehow.com
Pada orang yang memiliki luka yang berisiko terjadi tetanus, jika :
- Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, maka tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
- Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, maka perlu segera diberikan vaksinasi
- Belum pernah mendapat vaksinasi atau vaksinasi tidak lengkap, maka perlu diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan
Setiap luka, terutama luka tusuk yang dalam, harus dibersihkan dengan seksama, karena kotoran dan jaringan yang mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
Referensi
- L, Matthew E. Tetanus. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
http://www.merckmanuals.com/home/infections/bacterial_infections/tetanus.html
0 comments:
Post a Comment